Seruan agar masyarakat Indonesia untuk hidup super hemat alias frugal living sebagai respons keukeuhnya Pemerintah Indonesia menaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), menggema diberbagai platform media sosial, paling tidak dalam sepekan terakhir ini.
Mengutip akun media sosial Drone Emprit Official yang memotret sentimen publik terhadap kenaikan PPN 12 persen, aksi boikot melalui ajakan melakukan frugal living, menjadi cuitan terbanyak kedua di platform media sosial milik Elon Musk, X. Dan tagar #frugaliving, menjadi salah satu yang paling banyak digunakan.
Menurut Kompas.com, yang mengutip pernyataan Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto, ajakan ini jika benar diimplementasikan masyarakat secara luas potensial menahan laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Lantaran, dengan gaya hidup super hemat, masyarakat artinya menahan diri untuk mengurangi kuantitas dan kualitas belanjanya secara siginifikan, akibatnya tingkat konsumsi rumah tangga bakal turun.
Padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia strukturnya didominasi oleh konsumsi rumah tangga yang mencapai 53 persen per Kuartal III 2024.
Tanpa style frugal living sekalipun, laju konsumsi rumah tangga selama tiga kuartal terakhir tahun ini sebetulnya sedang dalam tren penurunan, selalu di bawah 5 persen.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2024 tercatat tumbuh 4,91 persen, kuartal selanjutnya 4,93 persen dan kuartal III sebesar 4,91 persen.
Alhasil pertumbuhan ekonomi Indonesis pada kuartal III-2024 pun hanya mampu menggeliat sebesar 4,95 persen, jauh lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 5,05 persen.
Apa Itu Frugal Living?
Ajakan untuk menjalani gaya hidup frugal atau hemat sebagai respons terhadap kenaikan PPN memang menarik perhatian.Â