Oleh sebab itu, sejumlah analis keuangan, memprediksi BI akan kembali menurunkan suku bunga acuannya di kisaran 25 bps hingga akhir 2024 ini.
Di sinilah kerennya ST013, seberapa dalamnya pun BI menurunkan tingkat suku bunganya, imbal hasil yang ditawarkannya tidak akan berubah.Â
Berbeda dengan instrumen investasi setara seperti deposito yang pasti besaran suku bunganya akan mengikuti arah penurunan suku bunga acuan BI.
Keuntungan lain yang ditawarkan SBN ritel adalah pajak atas imbal hasilnya yang hanya sebesar 10 persen, jauh lebih kecil dibandingkan pajak atas bunga deposito yang sebesar 20 persen.
Dengan dasar itu, makanya minat investor di ST013 terlihat cukup tinggi.
Nah, daripada kehabisan kuota, ada baiknya bagi masyarakat, investor atau calon investor yang belum berinvestasi di ST013, segerakan, jangan menunggu hingga masa-masa akhir penawaran.
Memang biasanya, ketika kuota awal nasional sudah hampir habis, Pemerintah akan segera menambah jumlah kuotanya. Tapi ingat, ST013 merupakan SBN ritel terakhir tahun ini, di saat kebutuhan pembiayaan negara sudah hampir usai. Jadi, ada kemungkinan Pemerintah tidak akan menambah kembali kuotanya.
Hubungi segera mitra distribusi yang telah bekerja sama dengan Kemenkeu, seperti bank-bank BUMN, atau bank nasional besar lainnya, perusahaan sekuritas, atau perusahaan keuangan berbasis teknologi seperti Bibit.id untuk berinvestasi di ST013.
Jadilah bagian dari investor cerdas yang tidak hanya memahami peluang, tetapi juga sigap mengambil tindakan.
Di tengah ketidakpastian ekonomi yang menghantui, ST013 hadir sebagai pelindung nilai dan jaminan keuntungan yang menentramkan.Mulailah berinvestasi sekarang juga dan rasakan sendiri keuntungannya.
https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel