Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Berharap Sukuk Tabungan Seri ST013, Bisa Menutup Target Penerbitan SBN Ritel 2024

1 November 2024   14:34 Diperbarui: 1 November 2024   15:02 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah akan menutup tahun 2024 dengan meluncurkan Sukuk Tabungan seri ST013, sebagai SBN ritel terakhir tahun ini. Penerbitan ini menyusul kesuksesan ORI026 yang berakhir pada 24 Oktober lalu. ST013, sebuah instrumen investasi syariah berwawasan hijau,  akan mulai ditawarkan pada 8 November hingga 4 Desember 2024.

Rekapitulasi Sementara  Penerbitan SBN Ritel 2024

Menurut catatan Direktorar Jenderal Pemgelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu), sejak awal tahun ini hingga akhir Oktober 2024 kemarin, Pemerintah telah menerbitkan enam seri SBN khusus untuk pasar ritel domestik. 

Jika dirinci berdasarkan jenisnya, dua diantarnya berupa Obligasi Ritel Negara (ORI), dua Sukuk Ritel (SR), masing-masing satu penerbitan Sukuk Tabungan (ST) dan Savings Bond Ritel (SBR).

Seri ORI025 yang ditawarkan pada 29 Januari-22 Februari 2024 dengan imbal hasil antara 6,25 -6,40 persen per tahun berhasil memobilisasi dana masyarakat sebesar Rp23,92 triliun.

Seri ORI026, yang baru saja kelar masa penawarannya pada 24 Oktober 2024, yang menawarkan imbal hasil 6,30-6,40 persen per tahun nilai pemesananya sebesar Rp19,35 triliun.

Jenis Surat Utang Negara ritel lain, yakni SBR013 yang ditawarkan dengan imbal hasil dikisaran 6,45 hingga 6,60 persen per tahun, yang masa penawarannya dibuka pada 10 Juni hingga 4 Juli 2024 nilai pemesanannya mencapai Rp.19,45 triliun.

Untuk SBN ritel berbasis syariah atau yang akrab disebut Sukuk, hingga hari ini sudah diterbitkan sebanyak tiga kali. Seri SR020  berinbal hasil 6,30-6,40 persen per tahun yang masa penawarannya dibuka mulai 1 Maret 2024 hingga 27 Maret 2024 berhasil mengumpulkan dana masyarakat sebesar Rp21,36 triliun.

Seri SR021, yang mulai ditawarkan tanggal 23 Agustus 2024  hingga 18 September 2024 dengan imbal hasil antara 6,35 persen -6,45 persen per tahun nilai pemesanannya sebesar Rp24,22 triliun 

Dan yang ketiga adalah seri ST012  dengan imbal hasil dikisaran 6,40-6,55 persen per tahun  yang penawarannya dibuka pada 26 April 2024 hingga 29 Mei 2024, dan berhasil membukukan nilai pemesanan sebesar Rp 19,65 triliun.

Dari total delapan seri SBN Ritel yang diterbitkan pada tahun 2024, sebanyak tujuh seri telah dipasarkan secara online melalui berbagai mitra distribusi, berhasil meraup total dana sebesar Rp127,99 triliun hingga akhir Oktober lalu.

Sementara itu, satu seri lainnya, yakni Sukuk Ritel Syariah SWR005, yang dipasarkan secara eksklusif melalui bank syariah, berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp147 miliar.

Dengan demikian, total dana yang telah terkumpul dari keseluruhan penerbitan SBN Ritel tahun ini mencapai sekitar Rp128,5 triliun.

Target Penerbitan SBN Ritel 2024

Angka ini sudah mendekati target dari penerbitan SBN ritel untuk tahun 2024, yang menurut Direktur Surat Utang Negara DJPPR-Kemenkeu, Deny Ridwan berada dikisaran Rp140-Rp160 triliun.

"(Penerbitan SBN ritel) tahun 2023 meningkat dibandingkan tahun 2022 yang sekitar Rp107 triliun. Atau sekitar 38-39 persen peningkatannya di tahun 2023 dibandingkan tahun 2022. Makanya di tahun 2024 ini, kami targetnya bisa naik antara Rp140-160 triliun," kata Deni, seperti dilansir Kantor Berita Antara. Beberapa waktu lalu.

Dengan menyisakan satu kali penawaran SBN ritel berbasis syariah yakni seri Sukuk Tabungan ST013. Sepertinya target Pemerintah untuk penerbitan SBN ritel akan tercapai, meskipun besar kemungkinan tak akan mencapai batas atas target, Rp160 triliun.

Namun, paling tidak untuk menyamai pencapaian tahun 2023 yang sebesar Rp147 triliun masih sangat terbuka.

Prediksi Imbal Hasil ST013

Apabila mengacu pada penerbitan Sukuk Tabungan seri ST012 yang diterbitkan pada awal Kuartal II tahun 2024, dengan nilai pemesanannya mencapai Rp19,65 triliun dan ST011 yang diterbitkan pada akhir 2023 lalu, nilai pemesanannya sebesar Rp20,10 triliun, sepertinya nilai pemesanan Rp20 triliun tak akan terlalu susah untuk dicapai.

Apalagi, dengan karakteristik utama ST013  yang menawarkan imbal hasil mengambang dengan batas bawah atau floating with the floor di saat tren suku bunga acuan Bank Indonesia  yang diprediksi  berbagai pengamat ekonomi akan turun, pada akhir 2024 dan awal 2025.

Penurunan suku bunga acuan BI, biasanya akan ditansmisikan menjadi penurunan suku bunga deposito maupun imbal hasil deposito syariah.

Tapi tidak dengan ST013, karena skema  imbal hasilnya mengambang dengan batas bawah, maka sedalam apapun penurunan suku bunga acuan BI, Imbal hasil ST013 tak akan lebih rendah dari imbal hasil yang ditetapkan di awal masa penawaram.

Namun, jika suku bunga acuan BI karena suatu sebab dinaikan, maka imbal hasil dari ST013 akan ikut bergerak naik sebesar kenaikan suku bunga acuan BI tersebut.

Selain itu,karena ST013 non-tradeable alias tak bisa diperjualbelikan kembali di pasar sekunder, pemerintah biasanya memberikan insentif tambahan untuk menarik minat investor. 

Oleh karena itu, diperkirakan imbal hasil ST013 akan lebih tinggi sekitar 5 basis poin dibandingkan obligasi serupa yang bisa diperdagangkan. 

Dengan begitu, investor ST013 berpotensi mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan seri sebelumnya seperti ORI026.

Prediksi imbal hasil Sukuk Tabungan ST013 didasarkan pada analisis terhadap yield SBN dengan tenor yang sama di pasar sekunder, serta kebijakan pemerintah yang biasanya memberikan tambahan imbal hasil untuk SBN Ritel. 

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, saya perkirakan ST013 akan menawarkan imbal hasil yang kompetitif di kisaran 6,35% hingga 6,45% per tahun.

Untuk pastinya berapa imbal hasil yang akan ditawarkan Pemerintah untuk ST013 ini, kita tunggu beberapa saat sebelum diluncurkan secara resmi pada 8 November 2024.

Dengan segala keunggulan yang ditawarkan, ST013 tidak hanya menjadi pilihan investasi yang menarik bagi masyarakat, tetapi juga menjadi kontribusi nyata dalam pembangunan negeri.

Melalui investasi di ST013, masyarakat tidak hanya mendapatkan imbal hasil yang kompetitif, namun juga turut berperan aktif dalam membiayai proyek-proyek yang ramah lingkungan dan sosial.

https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun