Mungkin sebagian besar dari kita luput mengingat bahwa hari ini, 30 Oktober, menandai 78 tahun sejak Oeang Republik Indonesia (ORI), cikal bakal Rupiah kita saat ini, resmi beredar. Momen bersejarah ini kita peringati setiap tahun sebagai Hari Oeang Republik Indonesia (HORI).
Peredaran ORI pada 30 Oktober 1946 adalah tonggak penting dalam sejarah ekonomi Indonesia. Di tengah perjuangan mempertahankan kemerdekaan, lahirnya mata uang sendiri menjadi simbol kuat kedaulatan ekonomi negara. ORI bukan sekadar alat tukar, melainkan representasi identitas nasional yang baru terbentuk.
Proses kelahiran ORI tidaklah mudah. Indonesia saat itu masih dalam kondisi perang, menghadapi kesulitan ekonomi yang sangat besar, seperti keterbatasan sumber daya, inflasi tinggi, dan ancaman penjajahan. Namun, dengan semangat juang yang tinggi, pemerintah berhasil mengatasi berbagai tantangan itu.
Sejarah Oeang Republik Indonesia
Mengutip laman Kementerian Keuangan, beberapa bulan setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 1 Oktober 1945, Pemerintah Indonesia menetapkan bahwa ada empat mata uang yang berlaku, yaitu mata uang kertas de Javasche Bank,mata uang kertas dan logam yang dikeluarkan Jepang dengan denominasi Gulden, de Japansche Regering emisi tahun 1942.
Kemudian, mata uang kertas masa pendudukan Jepang yang menggunakan Bahasa Indonesia, Dai Nippon emis tahun 1943. Dan terakhir, Dai Nippon Teikoku Seibu mata uang kertas emisi 1943 yang bergambar wayang orang karakter Gatot Kaca bernilai 10 rupiah dan gambar rumah gadang dengan nominal 5 rupiah.
Namun, A.A. Maramis, Menteri Keuangan pertama Indonesia, berinisiatif mencetak Oeang Republik Indonesia sendiri.
Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya uang kertas ORI pertama lahir yang dilukis oleh Abdusalam dan Surono.Â
Kemudian Menteri Keuangan yang saat itu sudah berganti, dijabat oleh Sjarifuddin Prawiranegara di bawah Kabinet Sjahrir II, mengeluarkan keputusan pada 29 Oktober 1946, yang menyatakan bahwa mulai 30 Oktober 1946 pukul 00.00, uang yang berlaku di wilayah Republik Indonesia adalah Oeang Republik Indonesia.
Peralihan ke ORI tentu saja menghadapi tantangan. Pemerintah harus meyakinkan masyarakat untuk menukarkan uang mereka. Namun, berkat upaya gigih dan dukungan rakyat, ORI berhasil menjadi satu-satunya alat pembayaran yang sah.
ORI terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman. Hingga akhirnya, Bank Indonesia didirikan pada tahun 1953 dan menerbitkan Rupiah.