Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

ORI026 dan Dinamika Ekonomi, Refleksi Minat Investasi di Tengah Ketidakpastian

29 Oktober 2024   13:16 Diperbarui: 30 Oktober 2024   09:56 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, rasionalitas ini  juga menimbulkan pertanyaan mengingat Sukuk Ritel seri SR021 yang diterbitkan sebelumnya, yang juga  dalam kondisi  "pelemahan daya beli masyarakat" justru mencapai nilai pemesanan sebesar Rp24,22 triliun.

Tapi itu lah "Pasar" terkadang arahnya sulit ditebak, karena seperti disampaikan tokoh ekonomi klasik, Adam Smith, dalam bukunya "Wealth of The Nation" pasar itu digerakan oleh invisible hand, yang mengacu pada mekanisme pasar di mana interaksi antara individu yang bertindak berdasarkan kepentingan pribadi mereka sendiri, tanpa intervensi pemerintah, yang justru dapat menghasilkan outcome positif bagi masyarakat secara keseluruhan.

Hal ini juga membuktikan, bahwa tak ada yang menggerakan pasar, agar masyarakat berinvestasi di instrumen investasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah, seperti isu yang belakangan muncul di berbagai platform media sosial.

But anyway, jika melihat jumlah investor baru yang melakukan pemesanan ORI026 yang mencapai 15.830 orang atau sekitar 32 persen-an dari total jumlah investor ORI026 yang sebesar 50.625 investor, minat masyarakat untuk berinvestasi di SBN ritel masih cukup terjaga.

Ke depan, pemerintah perlu terus meningkatkan inovasi produk investasi, melakukan sosialisasi, literasi dan inklusivitas secara lebih masif, agar perluasan pasar domestik dan pendalaman pasar keuangan dapat terwujud seperti tujuan penerbitan SBN ritel bisa terealisasikan lebih baik lagi.

Kondisi ekonomi yang dinamis menuntut kita untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan dan mengambil keputusan investasi. 

ORI026 dan berbagai instrumen investasi lainnya menawarkan peluang untuk mengembangkan aset dan mencapai tujuan keuangan.  Namun, penting untuk diingat bahwa setiap investasi memiliki risiko dan potensi keuntungan yang berbeda-beda.

Oleh karena itu, sebelum berinvestasi, luangkan waktu untuk memahami profil risiko kita, pelajari karakteristik instrumen investasi yang diminati. Dengan demikian, kita dapat mengoptimalkan potensi keuntungan dan meminimalkan risiko, serta mewujudkan masa depan keuangan yang lebih baik.

https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun