Sejatinya, saat ini Pemerintah Indonesia sudah memiliki lembaga pengelola investasi negara atau SWF yang bernama Indonesia Investment Authority(INA).
Namun, menurut Muliaman, BP Investasi Danantara size-nya akan lebih besar dari itu dan ada kemungkinan INA yang sekarang sudah eksis selama kurang lebih 4 tahun akan menjadi bagian dari BP Danantara.
Meskipun masih berumur muda, geliat INA dalam mengelola investasi negara serupa SWF, cukup menjanjikan. Mengutip laporan INA, hingga Agustus 2024 dana kelolaannya sudah mencapai Rp160 triliun, naik lebih dari 100 persen, dari modal awal yang disuntikan Pemerintah sebesar Rp75 triliun yang terdiri dari Rp30 triliun dalam bentuk modal tunai dan Rp45 triliun dalam bentuk saham perusahaan BUMN.
Jadi hampir dapat dipastikan Badan baru dibawah Pemerintahan baru Presiden Prabowo yang bernama BP Investasi Danantara ini diujungnya akan berbentuk SWF.
Sekilas tentang SWF
Menurut GlobalSWF.Com, SWF bisa diterangkan sebagai dana investasi yang dimiliki dan dikelola oleh negara dengan tujuan untuk memberikan manfaat ekonomi jangka panjang.Ibaratnya, SWF adalah "celengan raksasa" milik negara yang disimpan untuk masa depan.
Biasanya dana kelolaannya berasal dari berbagai sumber, seperti kelebihan pendapatan dari ekspor, hasil privatiasi perusahaan negara, surplus anggaran pemerintah, atau bisa juga dari wind fall profit hasil dari kenaikan harga komoditas tertentu dan pengelolaan aset aset negara yang selama ini tidak produktif.
Dan semua itu pengelolaannya dilakukan secara mandiri, diluar sistem keuangan negara.
Dana umumnya diputar ke dalam aset fisik dan/atau aset keuangan dengan tingkat kelayakan sesuai standar-standar tertentu yang biasanya cukup tinggi dan memenuhi unsur kehati-hatian meskipun harus tetap likuid, alias mudah dicairkan andai suatu saat dibutuhkan untuk menalangi kebutuhan mendesak.
Secara nature, keberadaan SWF memang berada diluar sistem keuangan negara bahkan sistem keuangan global yang mengacu pada rating, kebijakan bank sentral, dan suku bunga, walaupun dalam praktiknya tak bisa benar-benar lepas.
Tujuan dari SWF sendri cukup beragam mulai dari menstabilkan ekonomi saat krisis, menabung untuk generasi mendatang, hingga mendanai proyek-proyek pembangunan.
SWF di Dunia dan Indonesia
Mungkin di Indonesia SWF ini merupakan barang baru, tapi tidak di negara-negara lain. Temasek saja yang merupakan SWF milik Pemerintah Singapura dibentuk pada tahun 1974, dana kelolaanya menurut laporan Global SWF pada pertengahan 2024 sudah mencapai 288 milyar US Dollar.