Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya. Begitu pula dengan tantangan dan peluang ekonomi yang mengiringi setiap era kepemimpinan. Kini, tongkat estafet kepemimpinan telah berpindah dari Presiden Joko Widodo ke Presiden Prabowo Subianto, menandai babak baru bagi perekonomian Indonesia.
Refleksi Ekonomi Satu Dekade Terakhir
Sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (2014-2024) diwarnai dengan berbagai dinamika ekonomi. Di satu sisi, kita menyaksikan kemajuan signifikan di berbagai sektor. Pembangunan infrastruktur yang masif, peningkatan kualitas sumber daya manusia, stabilitas ekonomi makro yang terjaga, dan akselerasi ekonomi digital menjadi capaian yang patut diapresiasi.
Namun, di sisi lain, beberapa tantangan masih menghantui. Ketimpangan pendapatan yang persisten, ketergantungan pada komoditas, deindustrialisasi prematur, dan peningkatan utang pemerintah menjadi pekerjaan rumah yang menunggu sentuhan Pemerintahan Prabowo-Gibran.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam satu dekade terakhir berkisar di angka 5%, meskipun sempat terkontraksi pada tahun 2020 akibat pandemi COVID-19.Â
Angka ini mencerminkan resiliensi ekonomi Indonesia, tetapi juga menegaskan perlunya akselerasi untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dan berkelanjutan.Â
Demi mewujudkan cita-cita Indonesia emas 2045, menjadi negara maju dan meloloskan diri dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
Dalam konteks global, pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong baik, melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia yang menurut International Monetary Fund(IMF). berada di kisaran 2-3 persen, cukup bagus meskipun tak bisa disebut luar biasa, "good but not exceptional"
Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, seperti Vietnam yang diproyeksikan Bank Dunia akan tumbuh 6 persen di tahun 2024 dan 6,5 persen di tahun 2025 , sementara Filipina diperkirakan Asian Developent Bank (ADB) tumbuh 6-6.2% pada periode yang sama.
Apalagi jika kita bandingkan dengan salah satu negara di belahan Asia lainnya yang setara, seperti India yang menurut catatan ADB pertumbuhan ekonominya saat ini mencapai 7 persen.Â