Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hindari Jebakan Doom Spending, ORI026 Bisa Menjadi Pilihan Investasinya

1 Oktober 2024   14:57 Diperbarui: 2 Oktober 2024   10:11 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era baru kehidupan modern memunculkan banyak istilah berkaitan dengan gaya hidup dan pengelolaan keuangan yang sebelumnya tak pernah ada, meskipun sejatinya pola perilaku seperti yang digambarkan dalam istilah itu sudah berlangsung sebelumnya.

Beberapa contoh istilah baru tersebut misalnya frugal living, mencerminkan gaya hidup yang menekankan pada kesadaran dan kebijaksanaan dalam mengelola keuangan, dengan fokus untuk memaksimalkan nilai dari setiap rupiah yang dibelanjakan.

Kemudian ada istilah lain, YOLO (you only life once) hidup itu hanya sekali katanya, jadi sah-sah saja kalau berbelanja secara impulsif yang didorong oleh keinginan untuk menikmati hidup saat ini tanpa memikirkan konsekuensi keuangan di masa depan.

Belakangan muncul lagi istilah "Doom Spending" meskipun belum ada definisi bakunya. Istilah mutakhir ini, menurut sejumlah sumber informasi, secara umum merujuk pada perilaku belanja yang dipicu oleh perasaan cemas, takut, atau putus asa tentang masa depan.

Apa Itu Doom Spending?

Pemicu dari kecemasan dan ketakutan bisa jadi ketidakpastian ekonomi seperti maraknya PHK, tingginya inflasi, ketakutan akan resesi atau ketidakstabilan ekonomi lainnya yang mendorong individu untuk membelanjakan uang mereka sekarang, sebelum nilainya turun atau sebelum mereka kehilangan pekerjaan.

Kecemasan akan situasi geopolitik di dunia yang kian memanas, perang Rusia-Ukraina tak kelar-kelar, situasi di kawasan Timur Tengah konfliknya kian meluas, yang tadinya hanya Israel vs Palestina, sekarang melibatkan Iran dan Lebanon. Untuk membilas kecemasan itu,  bagi mereka, belanja tak tentu arah adalah jawabannya

Perubahan iklim disebutkan juga sebagai salah satu pemicu laku "doom spending" bisa terjadi, justifikasinya, mumpung masih bisa menikmati Bumi yang relatif masih nyaman untuk ditempati, so, shop till drops

Atau mereka tidak puas dengan achievement dalam hidupnya dan terjebak dalam situasi membosankan, kondisi ini dapat mendorong individu untuk mencari pelarian melalui belanja.

Menariknya, konon katanya, pelaku "doom spending", setelah belanja secara impulsif, yang cenderung memprioritaskan pada kepuasan instan, akan merasa bersalah, menyesal, dan bahkan malu atas keputusan mereka.

Tak heran jika dampak "doom spending," alih-alih menyehatkan mental malah memperkeruh situasi yang pada akhirnya dapat memperburuk kecemasan dan depresi.

Belum lagi, jika berbicara masalah keuangannya, shop till drop pasti cost your fortune a lot kan, iya kalau punya sumber pendapatan besar, kalau tidak, ya dibiayai utang seperti menggunakan pay later, kartu kredit atau bahkan pinjol, alhasil kondisi keuangan mereka ya pasti luar biasa messy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun