Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Usai SR021, Terbitlah ORI026 Seri Tematik SDGs, Apa itu?

19 September 2024   16:05 Diperbarui: 20 September 2024   08:00 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
17 tujuan SDGs | KOMPAS.ID

Masa penawaran Sukuk ritel seri SR021 telah resmi ditutup, Rabu 18 September 2024 kemarin, hasilnya cukup menggembirakan, pemesanannya menembus Rp24 triliun.

Bagi masyarakat pemburu cuan yang belum sempat menjadi bagian dari keluarga besar penikmat cuan Surat Berharga Negara (SBN) ritel melalui SR021, tak usah terlalu risau, usai penawaran instrumen investasi ini ditutup bakal dibuka penawaran lain meski agak berbeda, yakni Obligasi Ritel Indonesia seri ORI026 pada 30 September 2024 dan akan berakhir 24 Oktober 2024.

Karakteristik utama dari Surat Utang Negara (SUN) ritel khusus bagi Warga Negara Indonesia ini, memberikan imbal hasil atau kupon tetap alias fixed rate dan dapat diperdagangkan kembali atau tradeable.

Istimewanya, penerbitan ORI026 kali ini akan dilakukan dalam seri tematik SDG (Sustainable Development Goals), artinya dana investasi di instrumen keuangan fixed income ini akan digunakan sepenuhnya untuk mendanai proyek-proyek pembangunan berkelanjutan, yang berhubungan dengan 17 tujuan yang telah ditetapkan secara global, seperti untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet ini, dan memastikan bahwa semua orang menikmati perdamaian dan kemakmuran.

Sebelum lanjut ke pembahasan ORI026, saya akan sedikit memberikan informasi terkait SDGs

Apa itu Sustainable Development Goals (SDGs)?

Mengutip United Nation Development Programe (UNDP), SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, merupakan agenda ambisius untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua, melalui serangkaian 17 tujuan global dengan 169 target yang terukur dan tenggat waktu yang telah ditentukan. 

SDGs diadopsi oleh semua Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 sebagai agenda bersama untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia pada tahun 2030.

SDGs penting karena memberikan kerangka kerja bersama bagi negara-negara di seluruh dunia untuk mengatasi tantangan global yang kompleks dan saling terkait, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan degradasi lingkungan. SDGs mengakui bahwa pembangunan harus seimbang antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta tidak meninggalkan siapa pun.

Intinya SDG's ini merupakan kerangka kerja menuju dunia beserta seluruh penghuninya berada dalam posisi ideal.

Namun tentu saja, untuk menggapai posisi seperti tujuan SDG'S tersebut, sangat tidak gampang "the long and winding road" jalannya terjal nan berliku, dan untuk mencapainya dibutuhkan biaya yang sangat besar, tak kurang dari 3,7 milyar US Dollar dibutuhkan untuk implementasinya.

Oleh sebab itu kolaborasi dan komitmen dari semua pihak menjadi penting, termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan individu. Pemerintah memiliki peran kunci dalam merumuskan kebijakan dan mengalokasikan sumber daya untuk mendukung implementasi SDGs.

Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai SDGs dan telah mengintegrasikan tujuan-tujuan tersebut ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pemerintah Indonesia juga aktif berpartisipasi dalam forum-forum internasional untuk membahas implementasi SDGs.

Pembiayaan Implementasi  SDGs di Indonesia

Pembiayaan SDGs merupakan tantangan besar yang membutuhkan pendekatan komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak.

Di Indonesia,  menurut Bappenas, Pemerintah memiliki peran sentral dalam memobilisasi sumber daya domestik untuk SDGs melalui alokasi anggaran yang strategis dan efisien yang dituangkan dalam APBN atau APBD. Hal ini meliputi peningkatan pendapatan negara, efisiensi belanja publik, dan penguatan sistem perpajakan.

Tak hanya itu, swasta pun didorong untuk berinvestasi di sektor-sektor yang mendukung pencapaian SDGs melalui insentif, kemudahan berusaha, dan pengembangan proyek-proyek berkelanjutan.

Pihak internasional juga turut andil, melalui bantuan berupa pinjaman, hibah atau hal-hal yang berasal dari alokasi anggaran CSR berbagai perusahaan multinasional serta lembaga-lembaga Philantropis.

Selain kedua hal tersebut di atas, ada pembiayaan melalui instrumen keuangan inovatif, bisa berupa penerbitan obligasi berkelanjutan seperti green bond, social bonds atau sustainability bonds. Untuk membiayai proyek-proyek yang berkontribusi pada SDGs, nah di sinilah ORI026 masuk.

Meskipun ada instrumen keuangan inovatif lain yang bisa dipergunakan untuk membiayai SDGs misalnya Blended Finance yang menggabungkan dana publik dan swasta untuk mengurangi risiko investasi dan Impact Investing yang mendorong investasi yang bertujuan untuk menghasilkan dampak sosial dan lingkungan yang positif selain keuntungan finansial, namun yang akan dibahas lebih jauh di tulisan ini adalah obligasi berkelanjutan dalam kaitannya dengan penerbitan ORI026.

Sebenarnya, ORI026 bukan SBN pertama yang didedikasikan khusus bagi pemenuhan pembiayaan proyek-proyek berkelanjutan yang sejalan dengan SDGs. Menurut catatan Kementerian Keuangan, sejak tahun 2018 Pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa seri Green Sukuk, dengan total nilai penerbitan mencapai lebih dari Rp30 triliun hingga tahun 2023. 

Dana tersebut digunakan untuk membiayai proyek-proyek energi terbarukan, efesiensi energi, dan pengelolaan sumber daya air.

Indonesia juga menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menerbitkan SDGs Bond di pasar keuangan global. Pemerintah berhasil mengumpulkan dana sebesar 500 juta Euro dengan tenor 12 tahun.

Namun, khusus bagi investor perseorangan di dalam negeri, ORI026 merupakan SUN pertama yang dirilis dalam seri SDGs. Menurut Deputi Direktur Pengembangan Pasar dan Pendalaman Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) Chandra Akyun Singgih seperti dilansir Kumparan.com, peluncuran ORI dalam seri SDGs ini merupakan salah satu inovasi dari Pemerintah dalam rangka memperluas basis investor serta meningkatkan awareness dan partisipasi masyarakat luas terhadap SDGs.

Dalam proses pembentukannya,ORI026 seri SDGs tak sama dengan penerbitan ORI sebelumnya, karena harus mengacu pada Sustainability Bond Guidelines yang diterbitkan oleh International Capital Market Association (ICMA) serta The Republic of Indonesia SDGs Government Securities Framework.

Tak hanya itu, pasca penerbitannya pun Pemerintah memiliki kewajiban untuk menyusun laporan tahunan terkait alokasi dan dampak dari proyek yang dibiayai oleh penerbitan SDGs Bond tadi, sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada investor.

Artinya ORI026 tak diterbitkan asal tematik atau SDGs dijadikan sebagai gimmick pemasaran belaka. 

ORI026 bukan sekadar instrumen investasi biasa. ORI026 adalah kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk berinvestasi sekaligus berkontribusi nyata pada pembangunan berkelanjutan,

djppr.kemenkeu.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun