Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai SDGs dan telah mengintegrasikan tujuan-tujuan tersebut ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pemerintah Indonesia juga aktif berpartisipasi dalam forum-forum internasional untuk membahas implementasi SDGs.
Pembiayaan Implementasi  SDGs di Indonesia
Pembiayaan SDGs merupakan tantangan besar yang membutuhkan pendekatan komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak.
Di Indonesia, Â menurut Bappenas, Pemerintah memiliki peran sentral dalam memobilisasi sumber daya domestik untuk SDGs melalui alokasi anggaran yang strategis dan efisien yang dituangkan dalam APBN atau APBD. Hal ini meliputi peningkatan pendapatan negara, efisiensi belanja publik, dan penguatan sistem perpajakan.
Tak hanya itu, swasta pun didorong untuk berinvestasi di sektor-sektor yang mendukung pencapaian SDGs melalui insentif, kemudahan berusaha, dan pengembangan proyek-proyek berkelanjutan.
Pihak internasional juga turut andil, melalui bantuan berupa pinjaman, hibah atau hal-hal yang berasal dari alokasi anggaran CSR berbagai perusahaan multinasional serta lembaga-lembaga Philantropis.
Selain kedua hal tersebut di atas, ada pembiayaan melalui instrumen keuangan inovatif, bisa berupa penerbitan obligasi berkelanjutan seperti green bond, social bonds atau sustainability bonds. Untuk membiayai proyek-proyek yang berkontribusi pada SDGs, nah di sinilah ORI026 masuk.
Meskipun ada instrumen keuangan inovatif lain yang bisa dipergunakan untuk membiayai SDGs misalnya Blended Finance yang menggabungkan dana publik dan swasta untuk mengurangi risiko investasi dan Impact Investing yang mendorong investasi yang bertujuan untuk menghasilkan dampak sosial dan lingkungan yang positif selain keuntungan finansial, namun yang akan dibahas lebih jauh di tulisan ini adalah obligasi berkelanjutan dalam kaitannya dengan penerbitan ORI026.
Sebenarnya, ORI026 bukan SBN pertama yang didedikasikan khusus bagi pemenuhan pembiayaan proyek-proyek berkelanjutan yang sejalan dengan SDGs. Menurut catatan Kementerian Keuangan, sejak tahun 2018 Pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa seri Green Sukuk, dengan total nilai penerbitan mencapai lebih dari Rp30 triliun hingga tahun 2023.Â
Dana tersebut digunakan untuk membiayai proyek-proyek energi terbarukan, efesiensi energi, dan pengelolaan sumber daya air.
Indonesia juga menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menerbitkan SDGs Bond di pasar keuangan global. Pemerintah berhasil mengumpulkan dana sebesar 500 juta Euro dengan tenor 12 tahun.
Namun, khusus bagi investor perseorangan di dalam negeri, ORI026 merupakan SUN pertama yang dirilis dalam seri SDGs. Menurut Deputi Direktur Pengembangan Pasar dan Pendalaman Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) Chandra Akyun Singgih seperti dilansir Kumparan.com, peluncuran ORI dalam seri SDGs ini merupakan salah satu inovasi dari Pemerintah dalam rangka memperluas basis investor serta meningkatkan awareness dan partisipasi masyarakat luas terhadap SDGs.