Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Games of Throne Tenis Putri Dunia, Ketat Tanpa Dominasi

8 September 2024   13:02 Diperbarui: 8 September 2024   19:03 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemenangan Aryna Sabalenka atas andalan tuan rumah, Jessica Pegula di final US Open 2024 menjadi bukti nyata ketatnya persaingan tenis putri dunia saat ini. Tidak ada lagi dominasi tunggal seperti yang pernah ditunjukkan oleh Martina Navratilova, Steffi Graf, atau bahkan Serena Williams pada puncak kariernya.

Dalam lima tahun terakhir, US Open telah melahirkan lima juara tunggal putri yang berbeda: Naomi Osaka (2020), Emma Raducanu (2021), Iga Swiatek (2022), Coco Gauff (2023), dan kini Aryna Sabalenka. Bahkan Coco Gauff, juara bertahan, harus tersingkir di babak 16 besar, dikalahkan oleh rekan senegaranya, Emma Navarro, yang kemudian menjadi lawan Sabalenka di semifinal..

Tren serupa juga terlihat di turnamen Grand Slam lainnya tahun ini. Wimbledon dimenangkan oleh Barbora Krejcikova, sementara Iga Swiatek, petenis nomor satu dunia asal Polandia, meraih gelar di French Open.

Meskipun Sabalenka berhasil meraih dua gelar Grand Slam tahun ini, di Australia Terbuka dan US Open, yang mengukuhkannya sebagai petenis putri terbaik di lapangan hard court, ia juga sering mengalami kekalahan di turnamen besar lainnya.

Peringkat WTA juga menunjukkan betapa ketatnya persaingan saat ini. Poin yang diraih oleh 20 besar petenis dunia sangat tipis, dengan selisih poin yang kecil antara satu petenis dengan petenis di peringkat di atasnya. Tidak ada yang memimpin dengan jarak yang signifikan.

Artinya persaingan di tunggal putri tenis dunia demikian kompetitif saat ini, dan itu bagus dalam konteks sebuah kompetisi olahraga.

Jadi jangan terlalu berharap dalam waktu dekat kita akan menyaksikan ada petenis putri dunia yang mampu meraih seluruh gelar grand slam dalam 1 tahun yang sama, seperti yang diraih Steffi Graf pada tahun 1988. 

Faktor-faktor di Balik Persaingan Ketat

Menurut sejumlah sumber referensi yang saya dapatkan, persaingan yang luar biasa kompetitif di tenis putri dunia karena beberapa hal.

Pertama, kedalaman bakat petenis putri dunia terus meningkat. Banyak negara telah mengembangkan program pelatihan tenis yang kuat, menghasilkan lebih banyak pemain muda berbakat yang siap bersaing di level tertinggi.

Kedua, Petenis putri saat ini secara fisik lebih kuat dan memiliki teknik yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya. 

Ini memungkinkan mereka untuk bermain dengan intensitas yang lebih tinggi dan menghasilkan pukulan yang lebih keras dan akurat. Hal ini membuat pertandingan semakin sulit diprediksi, karena setiap pemain memiliki kemampuan untuk mengalahkan siapa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun