Kembali ke jenis investasi yang cocok bagi pemula, Properti bisa menjadi pilihan, potensi kenaikan investasinya nyata dan hampir dapat dipastikan harga jualnya akan naik walaupun tak ada ukuran pastinya, tapi sayang tidak likuid atau mudah dicairkan saat kita membutuhkan uangnya.
Lantas, Emas, kelebihannya, cenderung stabil nilainya dalam jangka panjang dan dapat menjadi pelindung nilai terhadap inflasi.
Kekurangnya, harga emas bisa berfluktuasi dalam jangka pendek, memerlukan penyimpanan yang aman, dan tidak menghasilkan pendapatan pasif seperti imbal hasil.
Kemudian, Deposito, aman, dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp2 miliar per nasabah per bank, bunga tetap, dan mudah diakses di hampir semua bank.
Sayangnya, imbal hasil yang ditawarkan cenderung rendah dan bisa tergerus inflasi jika bunganya lebih rendah dari tingkat inflasi.
Ada juga, Reksa Dana Pasar Uang, Risiko rendah, likuid (mudah dicairkan), dan dikelola oleh manajer investasi profesional. Tapi, imbal hasil cenderung lebih rendah daripada jenis reksa dana lainnya.
Dan terakhir,  SBN ritel, aman karena dijamin oleh negara, imbal hasilnya lebih tinggi dari deposito dengan  pajak yang lebih rendah, dan dapat dibeli secara online. Kekurangannya, waktu penawarannya terbatas, imbal hasilnya tak setinggi investasi lain.
Sebagai tambahan, mulai lah berinvestasi dalam jumlah kecil, atau sesuai dengan modal yang ada dan membuat kita nyaman.
Dan ingat, berinvestasilah dengan konsisten, karena investasi itu perjalanan jangka panjang bukan hit and run , dan jangan berinvestasi lantaran  fear of missing out alias FFOMO
Tidak ada investasi yang sempurna, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Yang terpenting adalah memilih investasi yang sesuai dengan tujuan dan kemampuan kita mengelola risikonya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H