Menonton kembali The Wolf of Wall Street, film rilisan Paramount Picture yang digarap secara apik oleh sutradara legendaris Martin Scorsese, dengan Leonardo DiCaprio, Margot Robbie, Jonah Hill, dan Matthew McConaughey sebagai bintangnya, membawa kita menggali lebih dalam sosok Jordan Belfort dan modus kejahatan keuangan yang dilakukannya.
Sosok Belfort dalam film ini diperankan dengan sangat brilian oleh Leonardo di Caprio.Â
Jordan Belfort yang dikenal sebagai Wolf of The Wall Street menjadi salah satu tokoh kontroversial di dunia keuangan, seperti halnya Bernie Madoff.
Di indonesia, for some extent mungkin bisa disamakan dengan Benny Tjokrosaputro, yang karena aksi tipu-tipu sekuritas-nya membuat Asuransi Jiwasraya harus gulung tikar.
Mengutip berbagai sumber referensi yang berhasil saya kumpulkan, awal karir Belfort muda dimulai dengan berjualan daging dan makanan laut secara asongan, door to door di Long Island New York.
Saat itu usianya masih 23 tahun, mimpinya untuk menjadi kaya dari bisnisnya, membuat ia menjalankan usahanya dengan agresif.
Dari keuntungan hasil penjualannya, ia putar dalam bentuk aset termasuk membeli truk dan merekrut sejumlah karyawan untuk mendistribusikan 2 ton daging dan ikan setiap pekannya.
Karena agresifitas dan ambisinya, ia kurang berhitung bahwa laju keuntungannya tak selaras dengan nafsu ekspansifnya sehingga modalnya tergerus habis, alhasil ketika memasuki tahun ketiga, usahanya bangkrut.
Gagal di bisnis daging dan makanan laut pada usia 25 tahun, Belfort kemudian melirik Wall Street sebagai peluangnya untuk meraih kekayaan. Di sana ia bergabung sebagai pialang di sebuah perusahaan sekuritas LF Rothschild.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, karir Belfort di perusahaan pialang tersebut tak bertahan lama, karena kesulitan keuangan akibat market crash "Black Monday" 1987, ia terkena PHK.
Tak berselang lama, ia kembali ke Long Island untuk bekerja di Invesment Center perusahaan investasi kecil yang dikomandani oleh Mark Hanna (Matthew McConaughey)