GENCARKAN) resmi dicanangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kamis 22 Agustus 2024.
Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Pencanangan GENCARKAN dengan Tema "Masyarakat Cerdas Keuangan Menuju Indonesia Emas 2045" yang saya hadiri, merupakan langkah penting yang disiapkan sebagai upaya bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mengorkestrasi gerakan secara nasional guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Salah satu titik tolak dari Program Gencarkan ini adalah hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang diselenggarakan OJK bersama Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari hingga Maret 2024 dan hasilnya diumumkan pada awal Agustus 2024 lalu.
Hasil survei tersebut menunjukkan tingkat inklusi keuangan di Indonesia sebesar 75,02 persen. Sementara indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia ada di level 65,3 persen.
"Hasil SNLIK 2024 menunjukkan bahwa masih terdapat ruang untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Kami meyakini bahwa penguatan keduanya adalah kunci untuk meningkatkan likuiditas dan pendalaman pasar, yang akan berdampak pada pengembangan sektor jasa keuangan, termasuk peningkatan penyaluran pembiayaan. Jika ini kita dorong terus maka memberikan daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi nasional," demikian disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, seperti dilansir OJK
Selain itu, OJK mencermati maraknya judi online, aktivitas keuangan ilegal, dan berbagai upaya penipuan(fraud) keuangan lainnya di tengah masyarakat.
OJK juga mengidentifikasi bahwa masih banyak masyarakat yang dikategorikan sebagai masyarakat rentan keuangan yang  butuh perhatian khusus, seperti kaum perempuan, pelajar dan mahasiswa, pelaku usaha UMKM, masyarakat yang tinggal dan berkegiatan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) Indonesia serta kelompok disabilitas dan para pekerja migran.
Satu Pelajar Satu Rekening
Nah, yang akan dibahas dalam artikel ini adalah literasi dan inklusi keuangan bagi kalangan mahasiswa dan pelajar. Literasi dan inklusi keuangan harus ditanamkan sejak dini agar berhasil secara paripurna.
Salah satu langkah nyata dari GENCARKAN ini adalah melalui program Satu Pelajar Satu Rekening (Kejar) dengan target 90 persen pelajar di Indonesia pada tahun 2025 sudah memiliki rekening keuangan.
Sampai saat ini, sudah ada 58 juta pelajar yang telah memiliki rekening atau 86 persen dari total jumlah seluruh pelajar di Indonesia.
Sejatinya program Kejar ini bukan barang baru, hal tersebut sudah dirilis dengan istilah Simpanan Pelajar (Simpel) sejak Juni 2015 lalu.