Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

SR021, Sukuk Ritel Terbaru Dengan Potensi Imbal Hasil 6,40% - 6,60%, Siap Menjadi Primadona Investasi

20 Agustus 2024   11:41 Diperbarui: 20 Agustus 2024   16:36 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu), jika tak ada aral melintang, Pekan ini, kembali akan meluncurkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel berbasis syariah atau SBSN, seri Sukuk Ritel SR021.

Seperti penerbitan SBN ritel sebelumnya, SR021  bakal ditawarkan menggunakan skema dual tranches, satu penerbitan dengan dua masa jatuh tempo atau tenor berbeda dan dua imbal hasil berlainan, sub seri SR021T3 bertenor 3 tahun dan SR021T5 yang masa jatuh temponya 5 tahun.

Instrumen keuangan fixed income berbasis syariah ini rencananya bisa dipesan mulai 23 Agustus 2024 sampai dengan 18 September 2024.

Kedua sub seri SR021 tersebut memiliki karakteristik utama, berimbal hasil tetap atau flat rate hingga tenornya tuntas dan bisa diperjualbelikan kembali (tradeable) di pasar sekunder antar investor domestik.

Bagi Pemerintah, penerbitan SR021 seperti halnya seri-seri SBN ritel yang telah terbit sebelumnya dan akan terbit di masa mendatang memiliki tujuan strategis, yakni sebagai alternatif investasi yang dijamin keamanannya, mudah dalam mendapatkannya lantaran transaksinya bisa dilakukan secara online, terjangkau karena minimal investasi awalnya hanya Rp. 1 juta, serta imbal hasilnya pun cukup menarik, pasti di atas suku bunga acuan Bank Indonesia, rata-rata deposito di bank-bank besar nasional serta kompetitif terhadap suku bunga SBN Umum. 

Selain itu, penerbitan SR021 diharapkan akan memperdalam dan memperluas basis investor, terutama investor syariah di dalam negeri yang  ujungnya akan mendorong proses transformasi keuangan masyarakat dari saving oriented society menuju investing oriented society.

Jika transformasi ini berhasil dilakukan, kemandirian bangsa Indonesia dalam pembiayaan pembangunan nasional, dapat segera terwujud.

Proyeksi Imbal Hasil SR021

Dari sisi masyarakat, investor dan calon investor selain faktor keamanan dan kemudahan dalam berinvestasi, hal terpenting lain adalah berkaitan dengan inbal hasil yang akan ditawarkan SR021.

Menurut Direktur Surat Utang Negara DJPPR-Kemenkeu, Deni Ridwan, untuk perkara imbal hasil yang ditawarkan SBN ritel, berdasarkan syariah atau konvensional  selalu mempertimbangkan kondisi terkini pasar keuangan, seperti level imbal hasil dari instrumen SBN bertenor serupa,  suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), rata-rata suku bunga deposito di atas 12 bulan di bank-bank besar nasional, dan kondisi perekonomian domestik maupun global.

Adapun suku bunga acuan BI saat ini, mengutip hasil Rapat Dewan Gubernur BI  Juli 2024, masih tetap berada di angka 6,25 persen, dengan proyeksi akan mulai menurun paling cepat akhir 2024 menyesuaikan dengan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, yang diperkirakan akan mulai turun pasca November 2024, selepas Pemilu AS kelar.

Sementara, menurut data yang diperoleh dari PT. Penilai Harga Efek Indonesia, per 19 Agustus 2024 kemarin, imbal hasil yang ditawarkan SBN bertenor 3 tahun sebesar 6,52 persen dan 5 tahun di angka 6,62 persen.

Sedangkan rata-rata suku bunga deposito di bank- bank besar nasional menurut Data Statistik Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2024, berada di kisaran 5,88 persen.

Faktor lain yang menjadi dasar pertimbangan besaran imbal hasil SR021 ialah pertumbuhan ekonomi nasional yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada Semester I 2024  mencapai 5,05 persen.

Kemudian, volatilitas atau naik turunnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang utama dunia, arus modal investor asing, tensi geopolitik global terutama di dua kawasan yang masih panas, Eropa dan Timur Tengah serta kondisi politik di Tanah Air, menjelang Pilkada serentak 2024 dan hand over Pemerintahan, dari Administrasi Presiden Joko Widodo ke Presiden terpilih, Prabowo Subianto

Dengan dasar pertimbangan tersebut dan berkaca pada penerbitan seri Suku Ritel sebelumnya yakni sub seri SR020T3 dan SR020T5 yang diterbitkan pada Maret 2024 lalu

Saat itu, imbal hasil darI SR020 sebesar, 6,3 persen untuk tenor 3 tahun dan 6,4 persen untuk tenor 5 tahun, tapi ingat kala itu suku bunga acuan BI berada di level 6 persen, 0,25 persen lebih rendah dibandingkan sekarang.

Maka imbal hasil dua sub seri SR021 bertenor 3 tahun dan 5 tahun, melalui hasil analisis sederhana berdasarkan pertimbangan di atas, diperkirakan akan berada di kisaran 6,40 persen hingga 6,60 persen.

Tentu saja hasil analisis sederhana imbal hasil SR021, sangat mungkin  tidak tepat. Untuk jelas dan tepatnya pihak DJPPR-Kemenkeu biasanya akan mengumumkan secara resmi besaran imbal hasil instrumen investasi tersebut 2 hari sebelum SBN ritel mulai ditawarkan. Dalam konteks, SR021 imbal hasil resminya mungkin akan diumumkan Rabu, 21 Agustus 2024, besok.

Di sisi yang berbeda, sejumlah analis keuangan, memperkirakan bahwa minat masyarakat menyambut penawaran  SR021 masih akan sangat tinggi, meski pasar keuangan domestik disebutkan banyak pihak mengalami keketatan akibat beberapa faktor,  misalnya karena kehadiran instrumen keuangan rilisan Bank Indonesia, SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) dan turbulensi perekonomian global yang memicu volatilitas pasar keuangan domestik hingga menekan nilai tukar Rupiah yang berimbas pada situasi keketatan likuiditas yang meningkat.

Masih bakal tetap tingginya minat masyarakat terhadap SR021 tersebut, lantaran berkaca pada penerbitan-penerbitan SBN atau SBSN ritel sebelumnya. Sepanjang 2024,  dari 4 kali penawaran menurut catatan DJPPR-Kemenkeu telah berhasil menjaring 268.745 investor, yang 75.704  atau setara 28,32 persen di antaranya merupakan investor baru .

Artinya, SR021 dan SBN ritel lainnya telah memiliki ceruk pasar tersendiri di luar investor tradisional pasar keuangan domestik. Apalagi secara lebih spesifik SR021 ini berbasis syariah, dan digadang-gadang sebagai Green Financing Instrument. 

Dan jangan lupa upaya edukasi dan sosialisasi yang cukup masif dilakukan oleh DJPPR-Kemenkeu beserta para Mitra Distribusi, paling tidak akan mengingatkan masyarakat bahwa ada loh instrumen investasi yang mudah, murah, dengan tingkat keamanan laksana safe haven,  karena dijamin negara dengan dua undang-undang sekaligus,  serta menawarakan imbal hasil yang menarik  pula.

Dengan segala keunggulan dan potensinya, SR021 siap menjadi primadona baru di pasar SBN ritel. Bagi masyarakat yang mencari investasi aman, mudah, dan menguntungkan, sekaligus ingin berkontribusi pada pembangunan nasional, jangan lewatkan kesempatan untuk memiliki SR021


https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun