SR021 mulai 23 Agustus 2024 sampai dengan 18 September 2024.
Di tengah isu dehidrasi likuiditas di pasar keuangan domestik, Pemerintah via Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) rencananya akan kembali membuka penawaran Sukuk Ritel seriSR021 merupakan Surat Berharga Negara (SBN) ritel kelima yang ditawarkan pemerintah dari total tujuh seri yang direncanakan akan diterbitkan tahun ini.Â
Analis pasar keuangan memperkirakan bahwa minat masyarakat terhadap instrumen investasi berbasis syariah ini akan tetap tinggi, meskipun likuiditas pasar sedang ketat dan situasi ekonomi global belum stabil.
Data historis menunjukkan bahwa penerbitan SBN ritel sebelumnya selalu mendapat sambutan positif dari masyarakat.
Berdasarkan data DJPPR-Kemenkeu, Obligasi Ritel Indonesia seri ORI024 yang menjadi pembuka rangkaian penerbitan SBN ritel tahun ini, berhasil menarik 13.535 investor dengan total investasi yang dihasilkan sebesar Rp23,92 triliun.
Menyusul, Sukuk Ritel seri SR020 yang diterbitkan 1 Maret 2024 hingga penawarannya ditutup pada 27 Maret 2024, berhasil memobilisasi dana masyarakat sebesar Rp21,35 triliun, dengan jumlah investor sebanyak 63.009 orang.
Kemudian, Sukuk Tabungan seri ST012 yang penawarannya mulai dibuka pada tanggal 26 April 2024 sampai dengan 29 Mei 2024, realisasi pemesanan dari  76.371 investor, mencapai Rp19,65 triliun.
Terakhir, Savings Bond Ritel seri SBR013 yang ditawarkan mulai 10 Juni 2024 dan berakhir pada 4 Juli 2024, diminati oleh 60.508 investor dengan nilai realisasi pemesanan sebesar Rp19,45 triliun.
Jadi secara keseluruhan, hingga penerbitan keempat, realisasi pemesanan SBN ritel pada tahun 2024, baik yang berbasis syariah maupun konvensional mencapai Rp84,37 triliun, dengan jumlah total investor sebanyak 213.432 orang.
Tahun ini, Pemerintah menargetkan realisasi pemesanan SBN ritel di kisaran Rp140-Rp160 triliun. Sebagai perbandingan, realisasi pemesanan SBN ritel sepanjang tahun 2023 lalu, sebesar Rp147,4 triliun.
Keketatan Likuiditas, SRBI, dan Prospek SR021
Dengan deretan fakta tadi, sepertinya penawaran SBN ritel tak terganggu isu keketatan likuiditas yang konon katanya didorong oleh agresivitas penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) oleh Bank Sentral Indonesia (BI), yang menawarkan imbal hasil sangat tinggi.