Program perlindungan sosial yang ada saat ini, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), sebagian besar ditujukan untuk masyarakat miskin dan rentan.Â
Kelas menengah seringkali tidak memenuhi syarat untuk program-program ini, meskipun mereka tetap membutuhkan perlindungan dari risiko seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau bencana alam.
Menjadi dan bertahan sebagai kelas menengah di Indonesia memang tidak mudah. Mereka harus berjuang menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kenaikan biaya hidup hingga insecure masalah kerja.
Paradoks ini menjadi pengingat bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja tidak cukup. Indonesia perlu fokus pada pertumbuhan yang berkualitas dan inklusif, yang memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelas menengah.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi ketimpangan pendapatan, menciptakan lapangan kerja berkualitas, memperkuat jaring pengaman sosial, dan memastikan bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi dirasakan oleh semua. Hanya dengan demikian, kelas menengah Indonesia dapat benar-benar keluar dari "zona makan" dan kembali ke "zona nyaman".