Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Indonesia Raih 2 Emas Olimpiade Paris 2024, "Dikira Cupu Ternyata Suhu," Dengan Sejumlah Catatan

9 Agustus 2024   11:50 Diperbarui: 9 Agustus 2024   13:26 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika rangkaian pertandingan bulutangkis di Olimpiade Paris 2024 berakhir, hanya Gregoria Mariska Tunjung dari nomor tunggal putri yang mampu mempersembahkan medali perunggu,tak ada satu pun wakil Indonesia yang berhasil mempersembahkan medali emas, alhasil pesimisme untuk mempertahankan tradisi emas olimpiade mulai memenuhi ruang pikiran hampir seluruh masyarakat Indonesia.

Hal itu bisa dipahami, karena sejak Olimpiade Barcelona 1992, saat bulutangkis dipertandingkan pertama kalinya, cabang olahraga ini lah satu-satunya yang hampir selalu mampu mengibarkan Sang Saka Merah Putih di perhelatan paling akbar olahraga multi event empat tahunan tersebut.

Apalagi kemudian kita mendapati kenyataan di cabang olahraga (cabor) andalan Indonesia lainnya yang diperhitungkan berpotensi mempersembahkan medali seperti Panahan yang pertandingannya selesai hampir bersamaan dengan bulutangkis, mengalami nasib serupa, prestasi terbaik Indonesia ada di nomor Individual Putri yakni melaju hingga babak perempatfinal atas nama Diananda Choirunisa, sebelum dikalahkan wakil tuan rumah Lisa Brabelin.

Di awal, cabor Panjat Tebing dan Angkat Besi dipertandingkan, hasil kurang menggembirakan masih belum mau pergi dari Kontingen Indonesia.

Panjat Tebing yang diwakili oleh empat atlet, untuk nomor speed climber putri,  Rajiah Salsabillah dan Desak Made Rita Kusumah Dewi serta Rahmat Adi Mulyono dan Veddriq Leonardo untuk sektor speed climber putra.

Hasilnya, Rahmat Adi Mulyono tak lolos ke fase knock out, Desak Made bertahan hingga babak perempatfinal, dan Rajiah walau sempat memberi harapan untuk mempersembahkan medali lantaran lolos hingga babak semifinal tapi kalah cepat dari wakil China Deng Lijuan, yang kemudian lolos ke final.

Di babak small final atau perebutan medali perunggu, Rajiah tak kuasa mengungguli kecepatan pemanjat asal Polandia, Aleksandra Polucka sehingga harapan menambah medali bagi Indonesia pun sirna.

Begitu pun di cabor Angkat Besi, andalan Indonesia lainnya, Eko Yuli Irawan lifter kawakan yang selalu mempersembahkan medali dalam empat olimpiade yang diikuti sebelumnya, harus kandas setelah gagal melakukan angkatan clean and jerk di kelas 61 kg secara sempurna dalam tiga kali kesempatan.

Sampai dengan hasil ini, awan kelabu sepertinya masih menyelimuti Indonesia, baru 1 medali perunggu yang berhasil didapat, sementara Olimpiade Paris 2024 sudah mendekati akhir, di sisi lain andalan Indonesia pun sudah berguguran, hanya menyisakan 3 atlet saja yang berpotensi menambah medali, yakni Veddriq Lenardo di Panjat Tebing di nomor speed climb putra, Rizki Juniansyah di cabor Angkat Besi Putra Kelas 73 kg dan Nurul Akmal di Angkat Besi Putri kelas 81 kg, pesimisme dirasakan masyarakat semakin mendekati kenyataan.

Apalagi jika kita memperhatikan ke sekeliling kita, negara-negara jiran di kawasan Asia Tenggara memanen lebih banyak medali, bahkan Filipina dengan cepat berhasil mendulang 2 medali emas dari cabor senam putra, dan 2 perunggu dari Tinju putri. 

Thailand berhasil meraih 1 emas dari Taekwondo, 1 perak dari tunggal putra bulutangkis, dan 2 perunggu dari tinju dan angkat besi wanita.

Tak ketinggalan, Malaysia pun kala itu masih di atas Indonesia dengan raihan dua perunggu lewat bulutangkis nomor tunggal putra dan ganda putra.

Namun, pada Kamis 8 Agustus 2024 sore Waktu Indonesia Bagian Barat atau di pagi hari yang sama waktu Perancis, awan kelabu mulai pudar perlahan, cahaya harapan kembali menyinari Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 204, setelah dengan digdaya Veddriq Leonardo berhasil menaklukan lawan-lawannya.

Berlomba di Le Bourget Climbing Arena Paris, setelah lolos dari babak penyisihan, atlet asal Pontianak ini di babak perempatfinal berhasil memanjat lebih cepat dibandingkan wakil tuan rumah, Basa Mawem, dan melaju ke semifinal.

Di babak semifinal, Veddriq harus beradu cepar dengan peraih medali emas Asian Ganes 2022 asal Iran Reza Ali Pour.  Ia tampil menawan, dengan catatan waktu, 4,78 detik meninggalkan Ali yang finis lebih lambat 0,06 detik. Final pun menjadi kenyataan.

Perak sudah pasti dalam genggaman, medali tambahan bagi Indonesia menjadi keniscayaan. Namun, Veddriq tak puas dengan raihan minimalnya itu, ketika beradu cepat di final melawan atlet China  Wu Peng, performanya lebih mengesankan lagi, ia memanjat seperti "Spiderman" cepat merangsek ke puncak hanya dalam waktu 4,75 detik, sementara Wu Peng 4,77 detik.

Selisihnya sangat tipis, 0,02 detik, tapi selisih waktu itu lah yang membawa Veddriq Leonardo menjadi peraih medali emas pertama Olimpiade Paris 2024 bagi Indonesia, sekaligus sebagai peraih medali emas pertama olimpiade di luar cabor bulutangkis.

Tak sampai 24 jam, sekitar dini hari Jumat 9 Agustus 2024 WIB, Rizki Juniansyah lifter muda Indonesia,berhasil menambah medali emas bagi Indonesia di Angkat Besi Kelas 73 kg.

Dalam upayanya untuk mendulang medali emas, Rizki yang baru berusia 21 tahun ini harus bersaing ketat dengan lifter kawakan asal China Shi Zhiyong, Weeraphon Wichuma wakil Thailand dan lifter Bulgaria Bhozidar Dimitrov Andreev.

Dengan total angkatan mencapai 345 kg, dengan rincian 155 kg untuk angkatan snatch dan 199 kg untuk clean and jerk, Rizky berhasil meraih medali emas Olimpiade Paris 2024, sekaligus memecahkan rekor olimpiade untuk angkatan clean and jerk yang sebelumnya dipegang Shi Zhyong dengan angkatan 198 kg.

Sementara medali perak dan perunggu masing-masing di raih oleh oleh lifter Thailand Weeraphon dan Andreev lifter asal Bulgaria.

Keberhasilan Rizki meraih emas kedua bagi Indonesia membuat peringkat Indonesia melesat ke urutan 28 dengan 2 emas dan 1 perunggu, di bawah Filipina dan Hong Kong yang meraih medali dengan jumlah yang sama 2 emas dan 2 perunggu.

Selain itu, Rizki juga mencatatkan dirinya sebagai peraih medali emas termuda Indonesia saat ini, yang sebelumnya dipegang oleh Susi Susanti yang saat meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 pada usia 22 tahun, sementara Rizki yang lahir 17 Juni 2003, baru berusia 21 tahun 1 bulan 22 hari.

Rizki yang berasal dari Serang Banten juga mencatatkan dirinya sebagai lifter Indonesia pertama yang berhasil meraih medali emas dari cabor Angkat Besi.

Kesukseskan Indonesia meraih 2 medali emas di Olimpiade Paris 2024 menyamai prestasi Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992, meski kalah dalam jumlah perolehan perak dan perunggu.

Namun, masih sangat mungkin terlampaui jika lifter putri Indonesia Nurul Akmal yang akan bertanding di kelas 81 kg pada Minggu 11 Agustus 2024,  mampu berprestasi serupa Rizki, dan peluang itu ada meskipun tantangannya cukup berat karena harus bersaing dengan lifter-lifter kuat dari China, Thailand, dan Eropa.

Namun, keberhasilan ini bukan tanpa catatan. Kegagalan bulutangkis mempersembahkan emas menjadi alarm bagi PBSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh. 

Pemerintah juga perlu melakukan evaluasi komprehensif untuk menentukan cabang-cabang olahraga prioritas dan mempersiapkan atlet sejak dini untuk Olimpiade 2028 di Los Angeles.

Olimpiade Paris 2024 telah menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di berbagai cabang olahraga. Dengan perencanaan yang matang, dukungan yang tepat, dan semangat juang yang tinggi, Indonesia dapat terus meraih prestasi gemilang di ajang olahraga internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun