Hanya ada enam petenis putra di dunia pada era turnamen terbuka yang berhasil menjuarai dua turnamen grandslam France Open dan Wimbledon pada tahun yang sama secara back to back.
Keenam petenis itu adalah :Â
Rod Laver petenis legendaris Australia yang berjaya di era 70-an.Â
Bjorn Borg petenis Swedia di masa jayanya pada tahun 1980-an.
Kemudian, "three musketter " tenis dunia, Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic yang berkompetisi di masa bersamaan, sekitar tahun 2000-an awal hingga saat ini kecuali Roger Federer petenis Swiss yang sudah secara resmi gantung raket pada September 2022. Dua petenis lainnya,masih tercatat aktif bermain.
Dan terakhir, Carlos Alcaraz petenis muda Spanyol yang baru saja berhasil mengawinkan gelar juara tunggal putra Wimbledon dan Rolland Garros 2024 secara beruntun di musim yang sama.
Memenangkan dua turnamen Grandslam yang memiliki permukaan berbeda dalam waktu penyelenggaraan berdekatan, bukan perkara mudah.  Makanya diantara ribuan petenis profesional pria yang bermain di sepanjang era turnamen tenis terbuka  hanya enam orang  yang mampu melakukannya
Mengapa hal itu bisa terjadi, lantaran permukaan lapangan dua grandslam tersebut karakteristiknya sama sekali berlawanan.
France open yang dimainkan di Rolland Garros Paris, memiliki permukaan lapangan tanah liat atau biasa disebut clay court.
Biasanya para petenis tipe baseliner atau gemar bertahan di garis belakang dan sabar, berjaya di clay court .
Cara bermainnya pun jauh berbeda, terutama dalam hal kecepatan permainan, pantulan bola, dan gaya bermain yang diperlukan.