Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Pesona Grandslam Wimbledon 2024: Antara Tradisi, Sejarah, dan Gelimang Hadiah Lebih dari Rp 1 Triliun

4 Juli 2024   07:19 Diperbarui: 4 Juli 2024   23:30 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di jantung kota London, di mana lapangan tenis penuh sejarah, All England Lawn Tennis and Croquet Club berada, Turnamen Tenis Grandslam paling bergengsi di dunia dan telah berlangsung selama lebih dari satu abad, kembali bergulir, mulai Senin 1 Juli 2024 hingga Minggu 14 Juli 2024.

Di tengah hamparan rumput hijau yang terawat sempurna, jawara-jawara tenis dunia kembali unjuk kabisa demi sebuah prestise dan hadiah uang terbesar yang pernah ditawarkan sepanjang keberadaan turnamen tenis dilangsungkan.

Mengutip situs resminya, Wimbledon.Com, untuk tahun 2024 total hadiah uang yang ditawarkan turnamen tenis Wimbledon mencapai 50 juta Poundsterling atau setara dengan US$ 64 juta, jika dikonversikan ke kurs Rupiah, jumlahnya cukup fantastis, menembus angka Rp 1 triliun, tepatnya Rp.1,036 triliun.

Jumlah total hadiah uang ini lebih besar 5,3 juta Poundsterling atau 11,9 persen dibamdingkan tahun lalu, dan dua kali lipat saat turnamen grandslam lapangan rumput diselenggarakan 10 tahun lalu.

Juara tunggal putra dan putri akan meraup prize money dalam jumlah yang sama, masing-masing akan mendapatkan 2,7 juta Poundsterling atau sekitar Rp56 milyar.

Tidak hanya pemenang, pemain yang kalah pun akan mendapatkan hadiah uang dalam jumlah cukup besar.

Bahkan untuk petenis tunggal putra atau putri yang tersingkir di babak pertama sekalipun, jumlah hadiah uangnya mencapai 60 ribu Poundsterling atau Rp1,23 milyar.

Tak hanya tentang hadiah uangnya yang merupakan sebuah rekor, Wimbledon itu tentang cerita epik, tempat di mana legenda lahir dan mimpi menjadi kenyataan.

Wimbledon tak sebatas olahraga bernama tenis, tetapi juga tentang tradisi dan sejarah. 

Setiap sudut lapangan, setiap helai rumput, menyimpan cerita-cerita tak terlupakan dari para juara masa lalu.

Dari Pete Sampras dan Boris Becker yang berjaya dengan servis kerasnya, penampilan flamboyan Andre Aggasi, Roger Federer yang menari di atas lapangan dengan elegan, hingga pukulan backhand slice Steffi Graff serta pesona gemulai namun mematikan Maria Sharapova.

Wimbledon telah menyaksikan lahirnya banyak legenda.

Namun, Wimbledon tak melulu berbicara tentang para petenis bintangnya. Di balik layar, ada ribuan orang yang bekerja keras untuk memastikan turnamen berjalan lancar. 

Dari para ball boys and girls yang sigap mengumpulkan bola hingga para petugas lapangan yang merawat rumput dengan cermat, setiap orang memiliki peran penting dalam menciptakan keajaiban Wimbledon.

Salah satu tradisi Wimbledon yang paling terkenal adalah "The Queue," antrian panjang yang mengular di luar gerbang stadion. 

Penggemar tenis dari seluruh dunia rela mengantri selama berjam-jam, bahkan bermalam, demi mendapatkan tiket untuk menyaksikan pertandingan secara langsung. Semangat dan dedikasi mereka adalah bukti nyata betapa istimewanya Wimbledon.

Wimbledon juga dikenal dengan tradisi kulinernya yang unik, terutama stroberi dan krim. Setiap tahun, ribuan kilogram stroberi segar dan krim kental dikonsumsi oleh para penonton selama turnamen. Kombinasi rasa manis dan asam yang menyegarkan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman Wimbledon.

Terlepas dari tradisi dan sejarahnya, Wimbledon tahun ini bakal menjadi panggung petenis hebat berbeda generasi saling berebut kuasa di tunggal putra, akan kah "kekuasaan" sang maestro Serbia, Novak Djokovic kembali diraih, sebagai petenis nomor satu dunia sekaligus meraih gelar Grandslam-nya yang ke-25.

Atau masanya sudah beralih menjadi milik Carlos Alcaraz petenis muda Spanyol dengan permainan agresifnya dan Jannik Sinner petenis muda Italia, yang saat ini menduduki singgasana peringkat 1 dunia.

Di tunggal putri, pertarungan keras diprediksi bakal terjadi antara peringkat 1 dunia asal Polandia Iga Swiatek yang memiliki pukulan backhand dan forehand yang keras nan akurat dengan Aryna Sabalenka petenis Belarusia yang bermain penuh determinasi.

Atau bisa jadi ada nama-nama lain seperti petenis asal Amerika Serikat Coco Gauff dan Elena Rybakina akan menjadi penguasa di Wimbledon kali ini.

Sportcasting.com
Sportcasting.com
Sayangnya sang juara bertahan, Marketa Vondrousova petenis asal Ceko harus meninggalkan palagan di babak pembuka Wimbledon 2024 Selasa 02/07/2024) kemarin, setelah dikalahkan petenis peringkat 83 dunia asal Spanyol, Jessica Bouzaz Moniero dengan straight set 6-4 6-2, membuatnya menjadi juara bertahan putri pertama yang tersingkir di babak pertama dalam 30 tahun terakhir.

Hal ini membuktikan bahwa setiap pertandingan di Wimbledon 2024 bakal menjadi panggung bagi drama, kejutan, dan aksi mendebarkan. Para petenis berjuang dengan gigih, memberikan segalanya di lapangan demi meraih kemenangan dan mengukir nama mereka dalam sejarah tenis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun