Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Harapan dan Kiprah "Tim Cinderela" di Ajang Euro 2024

3 Juli 2024   12:41 Diperbarui: 3 Juli 2024   13:43 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laga 16 besar Piala Eropa 2024 fase knock out, ditutup dengan lolosnya Turkiye ke babak 8 besar, setelah mengalahkan sesama "Tim Cinderela" Austria dengan skor 2-1, Rabu (03/07/2024) dini hari tadi.

Di babak 8 besar atau perempat final, timnas asuhan pelatih Vincenzo Montella ini akan berhadapan dengan salah satu tim unggulan yang memiliki tradisi panjang dipersepakbolaan Eropa dan Dunia, Belanda.

Belanda lolos ke perempat final setelah dalam laga sebelumnya berhasil menaklukan perlawanan "Tm Cinderela" lainnya, Rumania dengan skor 3-0.

Dengan demikian, di perempat final yang mulai digelar pada Jumat (05/07/2024) akhir pekan ini, akan saling berhadap tim unggulan, yaitu favorit juara sekaligus tuan rumah, Jerman bakal "saling bunuh" dengan salah satu favorit juara lainnya, Spanyol.

Menyusul, Juara Eropa 2016 Portugal melawan Juara dua kali Euro, Perancis, Inggris berhadapan dengan Swiss, dan ditutup dengan laga Belanda versus Turkiye.

Hanya dua"Tim Cinderela" yang masih mampu menembus hegemoni para penguasa sepakbola Eropa di ajang Euro 2024 ini.

Yang saya maksud sebagai Tim Cinderela, adalah negara-negara yang kiprahnya di ajang Piala Eropa edisi 2024 mirip dengan kisah Cinderela.

Biasanya, julukan ini akan disematkan pada tim yang awalnya dianggap lemah karena tak memiliki pemain dan sumber daya yang diperhitungkan, tapi dalam perjalanannya mampu menunjukan prestasi yang luar biasa, melampaui ekpektasi semua pihak, termasuk diri mereka sendiri.

Sepanjang sejarah turnamen sepakbola Piala Eropa, kisah serupa cerita Cinderela, paling tidak sudah dua kali terjadi. Pertama, saat Denmark berhasil memboyong trofi Piala Eropa 1992, setelah di final  secara mengejutkan mampu menaklukan favorit juara Jerman dengan skor 2-0.

Kisah Denmark menjuarai Euro 1992, bak dongeng  karya HC. Andersen, yang penuh keajaiban. Mereka sejatinya tak lolos babak kualifikasi ke putaran final Piala Eropa 1992.

Kepesertaan Denmark di Euro 1992  tak lepas dari dilempar keluarnya Yugoslavia dari turnamen trsebut, karena alasan politik.  Saat itu perang saudara melanda kawasan Balkan, yang akhirnya membawa Yugislavia pecah menjadi beberapa negara.

Meskipun datang sebagai peserta "give away", Denmark bermain luar biasa keren, the viking mampu menunjukan taringnya dengan menggasak tim-tim unggulan hingga melaju ke partai puncak.

Kisah Cinderela lain, terjadi pada Euro 2004, saat tim semenjana yang sama sekali tak diperhitingkan, Yunani berhasil menjuarai Piala Eropa.

Yunani yang saat itu dilatih oleh Otto Renhagel, bermain sangat konsisten dengan strategi  sangat mumpuni yang mampu diterjemahkan dengan sukses oleh para pemainnya.

Nah, di Euro 2024 yang kini sedang berlangsung harapan kembalinya "kisah Cinderela" sempat mencuat, ketika di fase grup penampilam tim-tim non-unggulan yang dianggap sebagai tim medioker seperti, Swiss, Turkiye,  Austria, Rumania, Ukraina Slovakia, Slovenia, dan tim debutan macam, Albania, dan Georgia mampu menyuguhkan penampilan yang mengesankan.

Swiss, merupakan "tim cinderela" yang paling menjanjikan, permainannya benar-benar rancak, polanya jelas, dengan pressing yang sangat ketat, hasilnya, mereka lolos ke fase knockout setelah menjadi runner-up Grup A di bawah Jerman dengan raihan 5 poin hasil 1 kemenangan dan 2 seri.

Di babak 16 besar, lewat permainan cermerlangnya, timnas yang dilatih Murat Yakin ini berhasil menekuk perlawanan tim unggulan sekaligus juara bertahan Italia cukup meyakinkan 2-0.

Selain Swiss, negara non-unggulan yang masih memiliki asa untuk mengangkat trofi Piala Eropa adalah Turkiye, meskipun penampilannya masih belum maksimal.

Rumania di pertandingan pertamanya, berhasil mengjancurlan salah satu tim unggulan Belgia dengan skor 3-0, dan mereka lolos ke fase knocl out sebagai Juara Grup E.

Kemudian Austria, yang berada di grup neraka bersama Perancis, Belanda, dan Polandia. Timnas asuhan pelatih Ralf Rangnick ini berhasil menjadi pemuncak Grup D, dengan 7 poin, setelah menaklukan tim unggulan Belanda dan Polandia serta menahan imbang favorit juara Perancis.

Tim debutan Georgia, berhasil lolos ke fase 16 besar setelah mampu menaklukan tim favorit juara Portugal dengan skor 2-0, sehingga berhak menjadi salah satu peringkat 3 terbaik.

Sayangnya upaya Georgia untuk melaju lebih jauh, belum menemui hasil setelah di babak 16 besar takluk dari tim favorit Spanyol meski sempat unggul terlebih dulu, lewat skor 1-4.

Apakah dua "tim Cinderela" yang masih bertahan di 8 besar, Swiss dan Turkiye mampu melanjutkan kiprahnya lebih jauh.

Melihat pola dan cara mereka bermain dan lawan yang akan dihadapinya di babak perempat final,yaitu Inggris, saya kira Swiss memiliki peluang untuk meneruskan langkahnya sebagai" Cinderala"

Penampilan Inggris di Euro 2024 ini biasa saja, tak istimewa. Tim asuhan Gareth Southgate ini terkesan individualis, kurang bermain sebagai tim.

Sedangkan Turkiye, bakal berhadapan dengan Belanda yang penampilannya kian membaik, seperti saat mengalahkan Rumania di babak 16 besar.

Sepertinya agak berat bagi timnas Turkiye melaju ke babak semifinal, but anyway segala kemungkinan masih terbuka kok, kejutan tim cinderela selalu menyenangkan untuk disaksikan.

Keberhasilan "tim Cinderella" selalu memberikan cerita yang menarik nan  emosional bagi para penggemar sepak bola. Ini menunjukkan bahwa dalam olahraga, apapun bisa terjadi, dan bahwa kerja keras, semangat juang, dan sedikit keberuntungan dapat membawa tim yang tidak diunggulkan meraih kesuksesan yang luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun