Meskipun datang sebagai peserta "give away", Denmark bermain luar biasa keren, the viking mampu menunjukan taringnya dengan menggasak tim-tim unggulan hingga melaju ke partai puncak.
Kisah Cinderela lain, terjadi pada Euro 2004, saat tim semenjana yang sama sekali tak diperhitingkan, Yunani berhasil menjuarai Piala Eropa.
Yunani yang saat itu dilatih oleh Otto Renhagel, bermain sangat konsisten dengan strategi  sangat mumpuni yang mampu diterjemahkan dengan sukses oleh para pemainnya.
Nah, di Euro 2024 yang kini sedang berlangsung harapan kembalinya "kisah Cinderela" sempat mencuat, ketika di fase grup penampilam tim-tim non-unggulan yang dianggap sebagai tim medioker seperti, Swiss, Turkiye, Â Austria, Rumania, Ukraina Slovakia, Slovenia, dan tim debutan macam, Albania, dan Georgia mampu menyuguhkan penampilan yang mengesankan.
Swiss, merupakan "tim cinderela" yang paling menjanjikan, permainannya benar-benar rancak, polanya jelas, dengan pressing yang sangat ketat, hasilnya, mereka lolos ke fase knockout setelah menjadi runner-up Grup A di bawah Jerman dengan raihan 5 poin hasil 1 kemenangan dan 2 seri.
Di babak 16 besar, lewat permainan cermerlangnya, timnas yang dilatih Murat Yakin ini berhasil menekuk perlawanan tim unggulan sekaligus juara bertahan Italia cukup meyakinkan 2-0.
Selain Swiss, negara non-unggulan yang masih memiliki asa untuk mengangkat trofi Piala Eropa adalah Turkiye, meskipun penampilannya masih belum maksimal.
Rumania di pertandingan pertamanya, berhasil mengjancurlan salah satu tim unggulan Belgia dengan skor 3-0, dan mereka lolos ke fase knocl out sebagai Juara Grup E.
Kemudian Austria, yang berada di grup neraka bersama Perancis, Belanda, dan Polandia. Timnas asuhan pelatih Ralf Rangnick ini berhasil menjadi pemuncak Grup D, dengan 7 poin, setelah menaklukan tim unggulan Belanda dan Polandia serta menahan imbang favorit juara Perancis.
Tim debutan Georgia, berhasil lolos ke fase 16 besar setelah mampu menaklukan tim favorit juara Portugal dengan skor 2-0, sehingga berhak menjadi salah satu peringkat 3 terbaik.
Sayangnya upaya Georgia untuk melaju lebih jauh, belum menemui hasil setelah di babak 16 besar takluk dari tim favorit Spanyol meski sempat unggul terlebih dulu, lewat skor 1-4.