Selain itu, karena SBN ritel merupakan pembiayaan domestik maka diterbitkan dalam mata uang rupiah, sehingga Pemerintah tak perlu khawatir fluktuasi nilai tukar yang jika bergejolak seperti saat ini, dimana US Dollar menguat terhadap hampir seluruh mata uang lain di dunia termasuk Rupiah, dapat menambah beban keuangan negara.
Keuntungan lain dari pembiayaan domestik melalui penerbitan SBN ritel diantaranya mengembangkan pasar keuangan domestik dan memperdalam basis investor di dalam negeri yang menunjang program inklusi keuangan dengan menyediakan alternatif instrumen investasi yang aman dan likuid bagi investor ritel.
Dari sisi moneter pun, pembiayaan domestik dapat membantu Bank Indonesia untuk menata kebijakan moneter dalam mengendalikan jumlah uang beredar dan suku bunga.
Meskipun pembiayaan domestik lewat SBN ritel ini memiliki banyak hal positif, bukan berarti Pemerintah bisa saenake dewe menerbitkan SBN.
Pembiayaan domestik secara berlebihan akan menimbulkan ekses negatif, seperti :
Crowding out effect, pembiayaan berlebihan yang terlalu besar yang dirilis Pemerintah, berpotensi mengurangi ketersedian kredit bagi sektor swasta, menghambat investasi yang konsekuensinya bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Oleh sebab itu, seperti diungkapkan Kang Deny dalam kesempatan yang sama, Pemerintah berhitung benar waktu penerbitannya size-nya, serta skemanya, saat menerbitkan SBN ritel dan SBN umum dengan variasi berimbang, agar dapat meminimilasi ekses negatifnya.
Secara keseluruhan, penerbitan SBN ritel merupakan strategi penting bagi Pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat stabilitas sistem keuangan dan ekonomi Indonesia.
https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H