Nilai ekspor bijih nikel dalam kondisi mentah pada tahun 2017, menurut catatan Kementerian Keuangan hanya sebesar US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp52,8 triliun, dalam kurs US Dolar sekarang yang berada di kisaran Rp16.000 per Dolar.
Saat ini, pasca lahirnya kebijakan larangan ekspor bijih nikel mentah oleh pemerintahan Jokowi pada tahun 2020, nilai ekspor bijih nikel olahan setengah jadi atau produk akhir hasil proses hilirisasi meningkat hingga 10 kali lipat, menjadi sekitar US$33,8 miliar atau senilai Rp540,8 triliun pada tahun 2022.
Untuk tahun 2024 pemerintah menargetkan nilai ekspor produk hilirisasi nikel bisa mencapai USD 54,49 miliar atau sebesar Rp 871,84 triliun.
Angka sebesar itu belum termasuk nilai investasi yang ditanamkan di industri hilirisasi nikel di indonesia yang secara keseluruhan hingga tahun 2023 mencapai Rp 414 triliun.
Nilai investasi raksasa dengan segala multiplier effect-nya itu pastinya akan berdampak sangat signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Makanya tak heran, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terjaga terus positif. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal 1 tahun 2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan resiliensinya di angka 5,11 persen. Angka ini meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,04 persen, padahal di situasi perekonomian dunia yang sedang tidak baik-baik saja.
Selain didukung oleh permintaan domestik yang cukup tinggi dan konsumsi rumah tangga yang mencapai angka 4,91 persen. Pertumbuhan ekonomi nasional juga didukung oleh sektor investasi yang tumbuh 4,63 persen.
Sejumlah pihak yang berperan penting terhadap apiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia diantaranya para pelaku industri termasuk investor yang menanamkan modalnya dalam proses hilirisasi nikel.
Salah satu pemain penting dalam  program hilirisasi nikel di Indonesia, khususnya di kawasan Morowali Utara Sulawesi Tengah adalah PT Gunbuster Nickel Industry (GNI).
Kontribusi PT GNI mencakup berbagai aspek, mulai dari nilai investasinya yang cukup besar, penciptaan lapangan kerja, hingga pengembangan ekonomi daerah.
Mengutip situs resmi perusahaan https://gunbusternickelindustry.com/, perusahaan smelter bijih nikel yang diresmikan Presiden Jokowi pada tahun 2021 ini nilai investasinya sebesar USD3 miliar atau senilai Rp 48 triliun.