Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pentingnya Peran Hilirisasi Minerba Bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

7 Juni 2024   12:58 Diperbarui: 7 Juni 2024   13:04 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunbusternickelindustry.com

Salah satu mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia  yang diharapkan mampu menjadi kendaraan untuk mencapai tujuan sebagai negara maju pada tahun 2045 adalah program downstreaming alias hilirisasi.

Hilirisasi dalam bahasa sederhana adalah mengolah bahan mentah agar mempunyai nilai tambah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

Nah, dari proses pengolahan inilah potensi "cuan" muncul. Tak hanya nilai jualnya bertambah tinggi, proses pengolahan memiliki multiplier effect atau dampak berganda bagi ekosistem perekonomian masyarakat.

Alhasil peningkatan devisa negara menjadi keniscayaan. Diversifikasi ekonomi pun dipastikan terjadi, dari yang sebelumnya hanya sekedar mengekspor barang mentah, yang kemudian dapat mengembangkan industri hilir, dengan demikian potensi penerimaan pajak hampir dipastikan melonjak.

Selain itu, jumlah serapan tenaga kerja meningkat yang nantinya mampu mendorong pemberdayaan masyarakat di wilayah proses hilirisasi dilakukan, yang pada akhirnya membuat kapasitas ekonomi masyarakat dapat terus meningkat menuju sejahtera.

Menyadari hal tersebut, pemerintah Indonesia saat ini terus menggenjot program hilirisasi. Paling tidak di dua sektor yang kini sudah berjalan, yakni hilirisasi pangan serta mineral dan batu bara (minerba).

Hilirisasi pangan kala ini menyasar beberapa komoditi antara lain kelapa sawit dan rumput laut. Sedangkan, fokus hilirisasi minerba ke logam-logam utama Indonesia seperti nikel, timah, tembaga, dan batu bara.

Saat ini, komoditas minerba  andalan utama Indonesia adalah bijih nikel. Hal tersebut mengacu kepada data United States Geological Survey dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahwa Indonesia merupakan penghasil bijih nikel tertinggi di dunia.

Pada tahun 2022 Indonesia memproduksi 1,6 juta ton, jauh di atas Filipina yang berada di urutan kedua, dengan produksi di kisaran 330 ribu ton, dan Rusia yang berada di peringkat ketiga dengan 220 ribu ton.

Cadangan utama bijih nikel Indonesia tersebar di sejumlah daerah di timur negeri ini yaitu Sulawesi, Maluku dan Papua.

Sebagian besar produksi bijih nikel Indonesia tersebut diekspor dalam bentuk raw material atau bahan mentah, gali dan jual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun