Selain Barbie, film Killer of The Flower Moon karya surtadara legendaris Martin Scorsese pun disebut-sebut sebagai pesaing kuat Oppenheimer di ajang Oscar 2024.
Namun, biasanya Golden Globes menjadi semacam petunjuk awal siapa yang akan memenangkan Oscar.
Dalam 20 tahun terakhir ada 6 film drama terbaik di Golden Globes yang sukses menjadi peraih Oscar pada tahun yang sama, yakni Gladiator, Lord of The Rings: The Return of The King, Slumdog Millionaire, Argo, 12 Years a Slave, dan Moonlight.
Memang secara konsep, kedua ajang penghargaan paling prestisius bagi para insan film tersebut berbeda.
Golden Globes Award memberikan penghargaan terhadap film dan serial televisi, sehingga Golden Globe memiliki lebih banyak kategori penghargaan, belum termasuk penghargaan khusus seperti lifetime achievment.
Sedangkan Oscar, hanya memberika penghargaan spesifik terhadap film saja. Makanya, bagi pelaku industri perfilman, Oscar kerap dijadikan acuan.
Dalam hal penjurian pun keduanya memiliki cara-cara masing-masing.
Pemenang Golden Globe ditentukan oleh 90 anggota lebih dari Hollywood Foreign Press Association (HFPA) yang berisikan jurnalis dan fotografer dari 55 negara yang meliput industri hiburan di AS.
Setiap anggota HFPA diminta untuk memilih 5 film dengan ranking dari yang terendah hingga tertinggi untuk setiap kategorinya.Â
Kemudian, para nominasi dipilih berdasarkan mayoritas voting. Untuk menentukan pemenangnya, juri kembali akan melakukan voting, pemenang ditentukan berdasarkan jumlah voting terbanyak.
Cara penjurian Oscar jauh lebih rumit dibandingkan Golden Globes. The Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) yang mengadakan perhargaan Oscar dan menjad jurinya, terdiri dari para profesional di 17 area berbeda yang mencakup berbagai disiplin ilmu dalam industri perfilman, memilih 5 nominasi yang disediakan.