Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Catatan Penerbitan SBN Ritel 2023 dan Prospeknya di Tahun 2024

20 Desember 2023   12:10 Diperbarui: 20 Desember 2023   12:15 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Animo masyarakat untuk berinvestasi di Surat Berharga Negara (SBN) Ritel sepanjang tahun 2023 cukup tinggi, hal tersebut dibuktikan dengan nilai investasi yang dibenamkan para investor domestik ke dalam instrumen keuangan fixed income pelat merah yang mencapai Rp 147,42 triliun dari 8 kali penerbitan SBN ritel baik yang berbasis syariah maupun konvensional tahun ini.

Capaian angka Rp.147,42 triliun tersebut melampaui target awal yang ditetapkan Pemerintah pada Januari 2023 lalu, yang sebesar Rp.130 triliun dan meningkat 37,26 persen dibandingkan hasil seluruh penerbitan SBN ritel pada tahun 2022, yang nilainya Rp.107 triliun.

Mengutip data dari Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan(DJPPR-Kemenkeu), penerbitan SBN ritel terakhir pada tahun 2023 yang masa penawarannya telah ditutup pada 6 Desember 2023 lalu yakni Sukuk Tabungan sub seri ST011 T2 dan ST011 T4 berhasil meraih realisasi total pemesanan sebesar Rp.20,02 triliun.

Dengan rincian, pemesanan ST011 T2 yang memiliki masa jatuh tempo atau tenor  2 tahun dan berimbal hasil 6,30 persen per tahun sebesar Rp.15,52 triliun dan ST011 T4 bertenor 4 tahun dengan imbal hasil 6,45 persen, sebesar Rp.5,5 triliun.

Adapun nilai pemesanan dari seluruh SBN ritel sebelumnya yang diterbitkan sepanjang tahun 2023 adalah sebagai berikut :

Seri SBN ritel pertama yang terbit di tahun 2023, seri Saving Bond Ritel (SBR) SBR012 yang masa penawarannya dibuka pada 19 Januari 2023.

Nilai pemesanan SBR012 secara keseluruhan mencapai Rp.22,18 triliun, dengan perincian SBR012 T2 dengan tenor 2 tahun berimbal hasil 6,15 persen per tahun nilai pemesanannya mencapai Rp.16,74 triliun. Sedangkan SBR012 T4 bertenor 4 tahun dengan imbal hasil 6,35 persen per tahun nilai pemesanannya hanya sebesar Rp.5,45 triliun.

Kemudian berturut-turut, sub seri SR018 T3 dan SR018 T5 yang  masa penawarannya dibuka pada 3 Maret 2023, nilai total pemesanannya sebesar Rp.21.49 ttriliun. SR018 T3 bertenor 3 tahun dengan imbal hasil 6,25 persen per tahun nilai pemesanannya mencapai Rp.16,95 triliun. Sementara, nilai pemesanan SR018 T5 dengan tenor 5 tahun, berimbal hasil 6,40 persen per tahun, hanya sebesar Rp.4,54 triliun.

Sub seri ST010 yang masa penawarannya dibuka pada 12 Mei 2023 nilai total pemesannya sebesar Rp.15 triliun, untuk sub seri ST010 T2 bertenor 2 tahun dengan imbal hasil 6,25 persen per tahun nilai pemesanannya sebesar Rp.11,70 triliun. ST010 T4 dengan masa jatuh tempo 4 tahun, berimbal hasil 6,40 persen per tahun, nilai pemesanannya hanya mencapai Rp.3,30 triliun.

Sub seri ORI023, masa penawaran dibuka pada 30 Juni 2023, nilai total pemesanan sebesar Rp.28,90 triliun, dengan perincian ORI023 T3 masa jatuh temponya 3 tahun dengan imbal hasil 5,90 persen per tahun, nilai pemesanannya mencapai Rp.20 triliun, sedangkan ORI023 T6 berimbal hasil 6,15 persen per tahun nilai pemesanannya sebesar Rp.8,90 triliun.

Sub seri SR019, masa penawaran dibuka 1 September 2023. Nilai total pemesanannya sebesar Rp.25,33 triliun. Dengan detil, SR019 T3 bertenor 3 tahun dengan imbal hasil 5,95 persen per tahun nilai pemesanannya mencapai Rp.17,54 triiun, sedangkan SR019 T5 dengan masa jatuh tempo 5 tahun, berimbal hasil 6,10 persen per tahun, nilai pemesanannya sebesar Rp.7,79 triliun.

Sub seri ORI024, masa penawaran 9 Oktober 2023. Nilai total pemesanan Rp.14.50 triliun. Dengan perincian, ORI024 t3 dengan tenor 3 tahun berimbal hasil 6,10 persen per tahun, nilai pemesanannya sebesar Rp. 11,86 triliun. Sementara, ORI024 T6 dengan imbal hasil 6,35 persen per tahun, nilai pemesanannya hanya sebesar Rp.2,64 triliun.

Sementara jumlah investor yang berinvestasi di  tujuh penerbitan SBN ritel sepanjang tahun 2023 mencapai 409.835 investor, yang sepertiga diantaranya merupakan investor baru.

Secara keseluruhan investor yang telah menanamkan uangnya di SBN Ritel  sejak awal diterbitkan pada tahun 2006 dengan seri ORI001 sebanyak 1.075.970 investor.

Memang jumlah investor di SBN ritel ini masih kalah jauh dibandingkan masyarakat yang berinvestasi di pasar saham yang menurut catatan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga November 2023 mencapai 12,02 juta investor.

Namun jika melihat trennya, jumlah investor di instrumen investasi SBN ritel sepertinya bakal terus bereskalasi dari tahun ke tahun. 

Hal tersebut mencerminkan semakin baiknya literasi keuangan masyarakat, sehingga pada akhirnya dapat mendukung stabilitas pasar keuangan domestik dan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan nasional.

Kondisi ini dapat terjadi lantaran didorong upaya keras  para pemangku kepentingan yang terlibat aktif dalam sosialisasi dan edukasi terkait penerbitan SBN ritel tersebut, terutama pihak DJPPR-Kemenkeu selaku pelaksana penerbitan dan pengelola SBN ritel, lembaga keuangan yang merupakan mitra distribusi yang telah bekerjasama dengan Pemerintah dalam setiap penerbitan SBN ritel, Media, dan para pihak lain, termasuk saya sebagai blogger yang kerap menulis tentang SBN yang khusus diperuntukan bagi investor domestik tersebut.

Sayangnya, bagi saya yang hanya berstatus sebagai blogger, bukan juurnalis yang memiliki akses langsung pada nara sumber, agak kesulitan untuk memperoleh data dan informasi dari Kemenkeu, karena harus melewati prosedur yang cukup panjang dan lama untuk mendapatkannya.

Saya butuh akses tersebut karena saya tidak mau artikel yang ditulis tak sesuai fakta dan informasi yang tepat,sebagai tanggungjawab moral saya dalam menulis. Apalagi menulis tentang SBN ritel ini sudah saya geluti selama 5 tahun terakhir dengan tingkat keterbacaannya cukup tinggi bahkan hingga mencapai ribuan viewer. Semoga, saja hal ini bisa menjadi perhatian.

Wuih maaf jadi curcol, oke kembali ke "laptop" 

Prospek SBN Ritel Tahun 2024

Dengan meningkatnya tingkat literasi keuangan masyarakat melalui sosialisasi dan edukasi yang tepat, sepertinya akan membuat penawaran SBN ritel bakal disambut masyarakatlebih hype lagi tahun 2024 mendatang, apalagi didukung dengan kondisi perekonomian nasional yang kian membaik, pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan masih akan di atas 5 persen, dengan tingkat inflasi yang terjaga di posisi cukup rendah di kisaran 3 hingga 3,5 persen.

Pun juga dengan perekonomian global, yang diprediksi bakal terus menunjukan perkembangan positif, potensi penurunan tingkat suku bunga di negara-negara ekonomi maju sudah mulai terlihat, diiringi juga dengan tingkat inflasi yang tahun depan diperkirakan akan semakin terkendali. 

So siap-siap berinvestasi di SBN ritel tahun 2024, yang pasti aman dengan imbal hasil sangat menarik, pilihan berharga untuk kemandirian pembiayaan pembangunan bangsa.

https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun