nilai investasi yang dibenamkan para investor domestik ke dalam instrumen keuangan fixed income pelat merah yang mencapai Rp 147,42 triliun dari 8 kali penerbitan SBN ritel baik yang berbasis syariah maupun konvensional tahun ini.
Animo masyarakat untuk berinvestasi di Surat Berharga Negara (SBN) Ritel sepanjang tahun 2023 cukup tinggi, hal tersebut dibuktikan denganCapaian angka Rp.147,42 triliun tersebut melampaui target awal yang ditetapkan Pemerintah pada Januari 2023 lalu, yang sebesar Rp.130 triliun dan meningkat 37,26 persen dibandingkan hasil seluruh penerbitan SBN ritel pada tahun 2022, yang nilainya Rp.107 triliun.
Mengutip data dari Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan(DJPPR-Kemenkeu), penerbitan SBN ritel terakhir pada tahun 2023 yang masa penawarannya telah ditutup pada 6 Desember 2023 lalu yakni Sukuk Tabungan sub seri ST011 T2 dan ST011 T4 berhasil meraih realisasi total pemesanan sebesar Rp.20,02 triliun.
Dengan rincian, pemesanan ST011 T2 yang memiliki masa jatuh tempo atau tenor  2 tahun dan berimbal hasil 6,30 persen per tahun sebesar Rp.15,52 triliun dan ST011 T4 bertenor 4 tahun dengan imbal hasil 6,45 persen, sebesar Rp.5,5 triliun.
Adapun nilai pemesanan dari seluruh SBN ritel sebelumnya yang diterbitkan sepanjang tahun 2023 adalah sebagai berikut :
Seri SBN ritel pertama yang terbit di tahun 2023, seri Saving Bond Ritel (SBR) SBR012 yang masa penawarannya dibuka pada 19 Januari 2023.
Nilai pemesanan SBR012 secara keseluruhan mencapai Rp.22,18 triliun, dengan perincian SBR012 T2 dengan tenor 2 tahun berimbal hasil 6,15 persen per tahun nilai pemesanannya mencapai Rp.16,74 triliun. Sedangkan SBR012 T4 bertenor 4 tahun dengan imbal hasil 6,35 persen per tahun nilai pemesanannya hanya sebesar Rp.5,45 triliun.
Kemudian berturut-turut, sub seri SR018 T3 dan SR018 T5 yang  masa penawarannya dibuka pada 3 Maret 2023, nilai total pemesanannya sebesar Rp.21.49 ttriliun. SR018 T3 bertenor 3 tahun dengan imbal hasil 6,25 persen per tahun nilai pemesanannya mencapai Rp.16,95 triliun. Sementara, nilai pemesanan SR018 T5 dengan tenor 5 tahun, berimbal hasil 6,40 persen per tahun, hanya sebesar Rp.4,54 triliun.
Sub seri ST010 yang masa penawarannya dibuka pada 12 Mei 2023 nilai total pemesannya sebesar Rp.15 triliun, untuk sub seri ST010 T2 bertenor 2 tahun dengan imbal hasil 6,25 persen per tahun nilai pemesanannya sebesar Rp.11,70 triliun. ST010 T4 dengan masa jatuh tempo 4 tahun, berimbal hasil 6,40 persen per tahun, nilai pemesanannya hanya mencapai Rp.3,30 triliun.
Sub seri ORI023, masa penawaran dibuka pada 30 Juni 2023, nilai total pemesanan sebesar Rp.28,90 triliun, dengan perincian ORI023 T3 masa jatuh temponya 3 tahun dengan imbal hasil 5,90 persen per tahun, nilai pemesanannya mencapai Rp.20 triliun, sedangkan ORI023 T6 berimbal hasil 6,15 persen per tahun nilai pemesanannya sebesar Rp.8,90 triliun.
Sub seri SR019, masa penawaran dibuka 1 September 2023. Nilai total pemesanannya sebesar Rp.25,33 triliun. Dengan detil, SR019 T3 bertenor 3 tahun dengan imbal hasil 5,95 persen per tahun nilai pemesanannya mencapai Rp.17,54 triiun, sedangkan SR019 T5 dengan masa jatuh tempo 5 tahun, berimbal hasil 6,10 persen per tahun, nilai pemesanannya sebesar Rp.7,79 triliun.