Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas pasangan calon(paslon) presiden dan wakil presiden untuk hajatan Pemilihan Presiden 2024, hari ini Selasa(12/12/2023) Kompas mengumumkan hasil jajak pendapat tingkat keterpilihan partai politik yang akan berlaga dalam Pemilu 2024.
Setelah Senin (11/12/2023) kemarin,Mengutip Harian Kompas Edisi 12 Desember 2023, PDIP untuk pertama kalinya harus lengser dari singgasana pemilik elektabilitas tertinggi sepanjang 9 tahun terakhir, dikudeta oleh Partai Gerindra.
Tingkat elektabilitas PDIP menurut hasil survei yang dibiayai sendiri oleh Harian Kompas tersebut berada di posisi runner up dengan angka 18,3 persen, longsor 6,1 persen dibandingkan hasil survei Kompas pada Agustus 2023 lalu, yang sebesar 24 4 persen.
Pemimpin klasemen sementara elektabilitas Parpol kini diduduki oleh Partai Gerindra dengan tingkat keterpilihan mencapai 21,9 persen, meningkat 3 persen dibandingkan hasil survei lembaga yang sama Agustus 2023 lalu, dengan tingkat keterpilhan 18,9 persen.
Di posisi ketiga, ada Partai Golkar dengan elektabilitas 8 persen, naik tipis  0,8 persen dibandingkan survei Litbang Kompas sebelumnya.
Kemudian diikuti, berturut-turut diduduki, Partai Kebangkitan Bangsa(PKB) dengan elektabilitas 7,4 persen, Partai Nasdem 4,9 persen, Partai Keadilan Sejahtera(PKS) 4,5 persen, Partai Demokrat 4,4 persen, Partai Amanat Nasional(PAN) 4,1 persen dan partai lainnya di bawah ambang batas parlemen 4 persen.
Metodelogi yang digunakan Litbang Kompas adalah Random Sampling, dengan 1.365 responden dan margin of error 2,65 persen, sama seperti metodelogi yang dipakai saat melakukan survei elektabilitas paslon capres yang hasilnya sudah dirilis Senin (11/12/2023) kemarin.
Hasil survei parpol ini linier dengan elektabilitas paslon capres, di mana tingkat keterpilihan paslon capres dari Koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabumingraka yang melejit ke level 39,7 persen dari sebelumnya 31,8 persen.
Di sisi lain, seperti halnya elektabilitas PDIP, tingkat keterpilihan Ganjar-Mahfud pun longsor cukup dalam, dari sebelumnya memimpin dengan angka 34,1 persen pada Agustus 2023, kini hanya tersisa 15,3 persen saja, bahkan lebih rendah dibandingkan paslon capres dari Koalisi Perubahan, Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya 16,7 persen.
Menurut Litbang Kompas, turun drastisnya elektabilitas Ganjar-Mahfud yang linier dengan turunnya tingkat keterpilihan partai pengusungnya, lantaran terjadinya pergeseran yang terjadi di pemilih PDIP dan pemilih Presiden Jokowi.
Tadinya pemilih PDIP 66,7 persen yang memilih Ganjar-Mahfud, kini tinggal 40,7 persen. Pemilih Jokowi 2019 yang Agustus 2023 lalu memilih Ganjar ada di angka 48,1 persen, sekarang tersisa 27,4 persen saja.