Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Sosok Bernama "Inflasi" Mulai Menghantui, "Pinjam Dulu Seratus" Tak Cukup Lagi

5 Desember 2023   15:02 Diperbarui: 6 Desember 2023   18:09 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenaikan berbagai harga kebutuhan harian itu, terpotret secara nyata oleh Badan Pusat Statistik(BPS), dalam laporan bulannya, BPS mencatat inflasi rata-rata di tingkat nasional pada bulan November 2023 mencapai 0,38 persen, dengan tingkat inflasi tahunan sebesar 2,86 persen.

Sebenarnya,mengutip keterangan Bank Indonesia, level inflasi 2,86 persen itu masuk dalam kategori terkendali, karena masih berada dalam kisaran yang dtargetkan Pemerintah yakni,  3 persen plus minus 1 persen untuk tahun 2023.

Namun, karena yang menjadi kelompok penyumbang terbesar inflasi itu adalah makanan, minuman, dan tembakau, yakni sebesar 1,23 persen, maka dampaknya menjadi sangat terasa oleh masyarakat.

katadata.co.id
katadata.co.id
Dan jangan lupa tren naiknya inflasi tahun ini terus menunjukan kenaikan, sesuatu yang harus diantisipasi betul oleh Pemerintah

Instrumen indikator lain, yang menunjukan kenaikan pengeluaran masyarakat adalah Mandiri Spending Index(MSI), pada awal tahun 2023, spendng index masyarakat Indonesa berada di kisaran 200, bahkan di sepanjang periode 2022 angkanya di bawah 150. Tapi lihat di bulan November 2023 indeks belanja masyarakat naik ke 269,2.

Oleh sebab itu tak heran jika kemudian masyarakat merasa nilai uang terhadap barang terus mengalami kemerosotan, karena faktanya kita harus mengeluar uang lebih banyak untuk mendapatkan barang dengan kuantitas dan kualitas yang sama, dan itu artinya naiknya inflasi memang terjadi.

Kendati demikian, naiknya harga satu atau dua komoditas tak bisa serta merta dinyatakan sebagai infasi, karena inflasi dapat terjadi manakala kenaikan harga yang bersifat umum dan komoditas yang harganya naik  itu meluas atau mengarah pada kenaikan sebagian besar komoditas dalam jangka yang agak panjang.

Mengutip publikasi Bank Indonesia, penyebab terjadinya inflasi ada dua kelompok besar, pertama karena tekanan dari sisi penawaran atau Cost Push Inflation, kondisi ini dapat berlangsung ketika tekanan kenaikan inflasi itu datangnya dari peningkatan biaya produksi.

Peningkatan biaya produksi tersebut dapat terjadi lantaran pengarung dari depresiasi nilai tukar Rupiah, sehingga harga impor naik dan otomotis menyeret ongkos produksi menjadi lebih tinggi. 

Kemudian, dampak dari kenaikan inflasi global seperti yang saat ini sedang terjadi akibat situasi geopolitik dunia yang tidak kondusif, harga barang impor menjadi naik dan akhirnya meningkatkan ongkos produksi.

Negative Supply Stock atau suplainya berkurang menjadi penyebab lain naiknya ongkos produksi karena adanya gangguan distribusi barang dan jasa misalnya akibat dari bencana alam atau gangguan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun