Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Bijak Bersikap Saat Masa Kampanye Tiba, Politisi Akan Berkampanye dengan Puisi, Tapi Memerintah dengan Prosa

27 November 2023   10:02 Diperbarui: 27 November 2023   11:53 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapapun yang terpilih nanti, Anies, Prabowo, atau Ganjar, at the end salah diantaranya akan menjadi pemimpin kita, Presiden Republik Indonesia, setidaknya untuk 5 tahun ke depan, dipilih atau tidak dipilih oleh kita.

Memang bisa, karena kita tak memilih pemenang pilpres, kita tak mengakui ia sebagai Presiden Indonesia, tidak bisa kan?

So, sikapi saja perhelatan politik lima tahunan itu biasa saja.

Saya kira itu lah sejatinya, yang ingin coba dsampaikan dari artikel ini. Hal ini perlu diingatkan, mengingat musim kampanye telah tiba, mulai 28 November 2023 besok hingga 75 hari ke depan.

Selain itu, hal lain yang harus diwaspadai saat masa kampanye tiba adalah derasnya arus disinformasi di berbagai platform media sosial.

Sejak era digital, tak hanya di Indonesia tapi di seluruh belahan dunia, Pemilu telah menjadi perhelatan politik yang rentan terpapar penyebaran disinformasi dan berita palsu.

Berbagai penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu antara tahun 2015-2020 menemukan bahwa jumlah disinformasi paling banyak yang berkaitan dengan peristiwa politik yang terjadi di Indonesia, kurvanya cenderung menunjukan kenaikan menjelang tahun politik.

Hal tersebut, menyeret masyarakat pada situasi yang lebih rumit, kita dipaksa menjadi lebih tanggap dan kritis. Kita semua sebaiknya mulai membiasakan diri untuk bersikap lebih "skeptis"terhadap informasi yang kita dapat, agar kemudian kita bisa meresponnya dengan melakukan perbandingan dengan sumber lain atau melakukan verifikasi pada sumber lain yang terpercaya.

Sebisa mungkin hindari pengecekan fakta dengan bertanya kepada teman atau keluarga, lantaran mereka belum tentu memiliki kapabilitas dalam mengidentifikasi disinformasi.

Lebih baik, gunakan lembaga cek fakta resmi dan kredibel untuk melakukan verifikasi informasi.

Kita sebaiknya memahami juga, dalam sebuah peristiwa politik seperti pemilu, berbagai kelompok dan individu memiliki preferensi yang berbeda-beda yang terkadang menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan termasuk dengan menyebarkan disinfornasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan perpecahan bahkan konflik di tengah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun