Siapapun yang terpilih nanti, Anies, Prabowo, atau Ganjar, at the end salah diantaranya akan menjadi pemimpin kita, Presiden Republik Indonesia, setidaknya untuk 5 tahun ke depan, dipilih atau tidak dipilih oleh kita.
Memang bisa, karena kita tak memilih pemenang pilpres, kita tak mengakui ia sebagai Presiden Indonesia, tidak bisa kan?
So, sikapi saja perhelatan politik lima tahunan itu biasa saja.
Saya kira itu lah sejatinya, yang ingin coba dsampaikan dari artikel ini. Hal ini perlu diingatkan, mengingat musim kampanye telah tiba, mulai 28 November 2023 besok hingga 75 hari ke depan.
Selain itu, hal lain yang harus diwaspadai saat masa kampanye tiba adalah derasnya arus disinformasi di berbagai platform media sosial.
Sejak era digital, tak hanya di Indonesia tapi di seluruh belahan dunia, Pemilu telah menjadi perhelatan politik yang rentan terpapar penyebaran disinformasi dan berita palsu.
Berbagai penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu antara tahun 2015-2020 menemukan bahwa jumlah disinformasi paling banyak yang berkaitan dengan peristiwa politik yang terjadi di Indonesia, kurvanya cenderung menunjukan kenaikan menjelang tahun politik.
Hal tersebut, menyeret masyarakat pada situasi yang lebih rumit, kita dipaksa menjadi lebih tanggap dan kritis. Kita semua sebaiknya mulai membiasakan diri untuk bersikap lebih "skeptis"terhadap informasi yang kita dapat, agar kemudian kita bisa meresponnya dengan melakukan perbandingan dengan sumber lain atau melakukan verifikasi pada sumber lain yang terpercaya.
Sebisa mungkin hindari pengecekan fakta dengan bertanya kepada teman atau keluarga, lantaran mereka belum tentu memiliki kapabilitas dalam mengidentifikasi disinformasi.
Lebih baik, gunakan lembaga cek fakta resmi dan kredibel untuk melakukan verifikasi informasi.
Kita sebaiknya memahami juga, dalam sebuah peristiwa politik seperti pemilu, berbagai kelompok dan individu memiliki preferensi yang berbeda-beda yang terkadang menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan termasuk dengan menyebarkan disinfornasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan perpecahan bahkan konflik di tengah masyarakat.