Itu target realistis yang bisa dicapai AMIN dalam situasi politik saar ini, lolos dulu putaran kedua.
Di putaran kedua pilpres, konstelasinya akan menjadi sangat berbeda, jika membaca hasil survei dan suasana politik nasional terakhir, peluang AMIN menjadi pemenang bakal lebih terbuka lagi.
Gambaran politik elekrabiltas saat ini, dua paket bacapres dan bacawapres lain yang dianggap"lebih besar dan kuat" dibanding AMIN, Koalisi PDIP dan Koalisi Indonesia Maju, kelihatan jelas, kedua belah pihak tengah bertempur keras, saling serang luar biasa kencang.
Kalau ada peribahasa "Gajah dengan gajah bertempur, pelanduk mati di tengah-tengah" yang artinya ketika dua pihak berkedudukan tinggi berkelahi, maka yang menjadi korban pihak yang lebih kecil.
Namun, dalam konteks Pilpres 2024, jika dua gajah itu merupakan personifikasi dari dua pemilik elektabilitas tertinggi, maka yang menjadi pelanduknya itu AMIN, yang justru tak akan menjadi korban, malah akan memperoleh "kehidupan" dari pertarungan dua gajah tersebut.
Mengapa demikian?
Ketika pertarungan sangat keras terjadi antar kedua gajah tadi, secara psikologis akan terbangun kondisi "musuh dari musuhku adalah temanku"
Ketika salah satu dari kedua gajah tadi tak lolos ke putaran kedua, dan akan berhadapan dengan pelanduk tadi, maka kelompok gajah yang kalah tadi besar kemungkinan tak akan mendukung gajah yang mengalahkannya, mereka hampir pasti akan memilih mendukung "pelanduk."
Nah di sinilah peluang AMIN untuk memenangkan Pilpres 2024, menjadi lebih terbuka. Agar kondisi ini bisa terbangun, para pendukung AMIN harus lebih humble dalam bersikap, tak ikut narasi yang dibangun oleh kedua gajah tadi.
Cukup bangun saja narasi-narasi positif berbagai porgram kerja yang akan diusung jagoannya, tak menyerang sana sini.
Jika itu yang dilakukan, bukan tak mungkin pasangan AMIN inilah yang bakal kita lihat foto-fotonya di kantor-kantor Pemerintahan, untuk 5 tahun mendatang.