Hari-hari belakangan suhu udara terasa lebih panas dan matahari terik menyengat lebih dari yang lalu-lalu. Sepertinya perubahan iklim memang sedang terjadi, apalagi ditambah fenomena el nino, Â ya sudah tambah jadi deh panasnya.
Jumat (06/10/2023) kemarin saar akan menunaikan Ibadah Shalat Jumat, panasnya pol polan, di Jakarta paling tidak ditempat saya berada, suhu udara yang tercatat di Ponsel menunjukan angka 38 derajat Celcius.
Malas rasanya mau bergerak, terlebih harus melalui tempat terbuka. Tetapi karena kewajiban, ya terpaksa harus keluar, unfortunetly saat itu saya mengenakan kemeja batik berwarna gelap, membuat panasnya suhu dan teriknya matahari lebih terasa nendang, dibandingkan hari sebelumnya saat saya mengenakan kemeja pitih.
Eh ternyata memang berbusana saat cuaca panas itu ada triknya tersendiri, mengutip situs Health Information for Western Australia, baju berwarna gelap menyerap panas matahari lebih banyak dibandingkan pakaian berwarna terang.
Oleh sebab itu disarankan mengenakan baju berwarna pitih, dibandingkan memakai busana berwarna hitam ketika berpergian di cuaca yang panas.
Warna putih memiliki kemampuan untuk memantulkan semua panjang gelombang cahaya, alih-alih menyerapnya.
Sedangkan warna hitam atau warna gelap lainnya, menyerap cahaya sambil mengubahnya ke dalam bentuk yang lain, terutama energi panas.
Inilah alasan mengapa disarankan untuk tidak mengenakan busana berwarna hitam atau gelap saat cuaca sedang hot-hotnya seperti yang kita rasakan hari-hari belakangan ini.
Tak hanya tentang warna, ada berbagai faktor penting lain untuk diperhatikan dalam memilih pakaian saat cuaca panas.
Faktor-faktor itu antara lain, adalah sirkulasi udara antara busana yang dikenakan dengan tubuh, bahannya bisa menyerap keringat, dan mampu melindungi kulit tubuh kita dari sengatan matahari langsung.
Oleh sebab itu, agar sirkulasi udara di dalam tubuh bisa berjalan dengan baik, disarankan untuk mengenakan baju yang longgar saat cuaca panas.