Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kerugian Masyarakat Akibat Produk Keuangan Ilegal Tembus Rp. 139 T, Mayoritas Korban adalah Guru

23 Agustus 2023   14:54 Diperbarui: 23 Agustus 2023   17:10 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan inklusi keuangan masyarakat Indonesia atau akses terhadap produk sektor jasa keuangan akibat didorong oleh tingginya penetrasi teknologi digital, melesat tinggi hingga mencapai 85,10 persen, yang berarti nyaris seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap produk jasa keuangan.

Terdapat gap sebesar 35,42 persen antara literasi keuangan dengan inklusi keuangan. Idealnya Literasi keuangan lah yang lebih tinggi dibandingkan inklusi keuangan, atau paling tidak tak terlalu jauh lah kesenjangannya.

Ibaratnya, hampir semua masyarakat Indonesia menggunakan kendaraan yang canggih, tapi kurang memiliki pemahaman cara mengendarainya dengan baik, ya akibatnya kecelakaan bisa terjadi kapanpun.

Upaya agar "kecelakaan" akibat kendaraan canggih ilegal itu nyelonong tak karuan, tak terjadi, sudah banyak dilakukan, mengutip keterangan OJK, dari mulai tahun 2017 hingga Agusus 2023, sudah ada 6.895 produksi jasa keuangan ilegal yang dibredel operasinya.

Dengan perincian, 1.194 investasi bodong, 5.450 pinjol ilegal, dan 251 gadai ilegal. Tapi karena produk keuangan ilegal tu bermain di ranah digital, yang bisa berada dimana saja, seperti patah tumbuh hilang berganti.

Sore dibredel, paginya muncul lagi dengan alamat IP yang berbeda dan nama yang lain pula, kadang menggunakan modus yang tak sama lagi.

Oleh sebab itu, salah satu cara paling efektif agar masyarakat tak terjebak produk keuangan ilegal ya dengan menggencarkan program-program literasi keuangan.

Berbagai upaya sudah dilakukan OJK beserta para stakeholder terkait seperti Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan dan pelaku usaha sektor jasa keuangan lainnya.

Saat ini untuk kegiatan literasi keuangan, OJK dan para pemangku kepentingan lainnya, terus bergerak mulai dari perkotaan, pedesaan hingga ke wilayah-wilayah terluar Indonesia , tak terbatas usia, bahkan hingga ke anak-anak tingkat sekolah dasar pun menjadi sasaran progam literasi keuangan.

Semuanya itu tak akan berarti apapun jika masyarakatnya sendiri terkesan enggan mengikutinya, ayo lah kita sama-sama bergerak untuk literasi keuangan, toh nantinya yang akan diuntungkan kita semua, terhindar dari jebakan-jebakan batman para "penjahat" di sektor jasa keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun