Memang ada sih nama-nama lain yang populer di Partai Beringin seperti Luhut Binsar Panjaitan, tetapi elektabilitasnya ya so so saja, bahkan masuk radar lembaga survei saja tidak.Â
Kalau misalnya Golkar memiliki sosok seperti Jokowi, Ganjar Pranowo, Prabowo, atau Anies Baswedan, ceritanya akan berbeda.
Kisruh di Golkar seperti yang sekarang berlangsung, tak akan terjadi apabila ada figur kuat dari internal kadernya sendiri  dengan elektabilitas tinggi untuk diusung jadi bacapres.
Sekarang coba siapa figur di Golkar yang namanya moncer, Airlangga Hartarto? elektabilitasnya golongan nasakom, nasib satu koma.
Ridwan Kamil, memang popularitas dan elektabiltasnya tinggi tapi dia kan bukan kader asli Golkar yang mengakar di grassroot.
Mungkin baru di Pemilu 2029 mendatang nama Ridwan Kamil akan lebih mengakar di Golkar, tapi tidak untuk Pemilu 2024, itu pun dengan catatan Gubernur Jawa Barat itu setia berbaju kuning.
Hal ini seharusnya menjadi koreksi bagi Golkar, bagaimana mereka mampu mencetak sosok-sosok yang populer sekaligus memiliki elektabilitas tinggi.
Ya, untuk Pemilu 2024 ini sih terpaksa Golkar menjadi follower lagi, menempel pada Koalisi yang paling mungkin menang, ya antara koalisi pengusung Prabowo dan Ganjar.