Dan literasi itu harus disampaikan oleh para pemangku kepentingan sepakbola Indonesia. Artinya edukasi kepada suporter terkait isu rasisme tersebut harus terus menerus dilakukan.
Kembali ke kasus 3 pemain PSM Makasar ini, penanganannya bukan berarti dengan cara menghentikan kompetisi yang baru saja bergulir.
Sangat bisa kok kasus ini ditangani secara simultan, kompetisi berjalan, penyelidikan dan penanganan kasusnya dilakukan.
Jika harus ada yang dihukum untuk memberi efek jera agar pelecehan rasial dalam sepakbola tak terus berlangsung, ya hukum saja individu yang melakukannya.
Tak terlalu sulit menelusuri siapa saja yang melakukan rasisme melalui media sosial tersebut, libatkan polisi cyber dan pihak lain yang mumpuni di bidang IT dalam penyelidikannya.
Bila perlu tangkap dan umumkan mereka yang melakukan ujaran kebencian rasial itu ke publik, agar suporter belajar dan tahu bahwa rasisme itu tak bisa ditolelir dalam bidang apapun terutama sepakbola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H