Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kupon ORI 023 Ditetapkan Sebesar 5,6 persen dan 6,1 Persen, Peluang Cuan Masih Terbuka Lebar

29 Juni 2023   06:02 Diperbarui: 30 Juni 2023   16:47 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah via Kementerian Keuangan, telah merilis tingkat imbal hasil atau kupon dua sub seri Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 023 yang penawarannya akan dibuka mulai Jumat 30 Juni 2023,  besok.

Mengutip informasi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu).

Imbal hasil ORI 023 T3 dengan masa jatuh tempo atau tenor 3 tahun ditetapkan Pemerintah sebesar 5,9 persen per tahun.

Sedangkan ORI 023 T6, yang memiliki masa jatuh tempo lebih panjang yakni 6 tahun imbal hasilnya dipatok sebesar 6,1 persen per tahun.

Imbal hasil ORI 023 tersebut bersifat tetap atau fixed rate hingga waktu jatuh temponya tiba.

Besaran imbal hasil ORI 023 tersebut sedikit di bawah imbal hasil yang diperkirakan para pelaku pasar dan hasil analisa sejumlah pengamat investasi nasional.

Dan apabila dibandingkan dengan tingkat imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) Ritel yang telah diterbitkan tahun 2023 ini, yaitu sub seri Saving Bonds Ritel (SBR) 012 T2 dan SBR012 T4, dan dua Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel sub seri Sukuk Ritel (SR) 018 T3 dan SR 018 T5 serta sub seri Sukuk Tabungan (ST) 010 T2 dan ST 010 T4, imbal hasil dua sub seri ORI  023 yang penawarannya akan dibuka sehari lagi tersebut memang lebih mini.

Namun demikian, bukan berarti  ORI 023 menjadi kurang menarik, lantaran faktanya, imbal hasil yang ditawarkannya masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata suku bunga deposito berjangka waktu di atas 1 tahun bank-bank besar di Indonesia yang per Mei 2023 ini posisinya ada di angka 5,02 persen.

Meskipun pula, spread atau selisihnya dengan suku bunga acuan Bank Indonesia 7 days repo rate per Juni 2023 ini yang sebesar 5,75 persen, sangat tipis, hanya 0,15 persen untuk ORI 023 T3 dan 0,35 persen dengan ORI 023 T6.

Seperti diungkapkan Direktur Surat Utang Negara DJPPR-Kemenkeu, Deni Ridwan saat penerbitan SBR 018 januari 2023 lalu, dalam menentukan tingkat imbal hasil SBN Ritel, Pemerintah mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya, suku bunga acuan BI,tingkat rata-rata suku deposito di bank-bank milik Pemerintah, dan imbal hasil obligasi acuan Pemerintah yang memiliki tenor tak jauh berbeda serta kondisi ekonomi global dan domestik dan kebutuhan pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terkini.

Jika, yang dipertimbangkan hanya suku bunga acuan BI yang tetap tak berubah di angka 5,75 persen, memang kelihatannya tak ada alasan bagi Pemerintah untuk menetapkan imbal hasil ORI 023 dibawah penerbitan SBN dan SBSN ritel sebelumnya yang imbal hasilnya relatif hampir sama, antara 6,25 persen hingga 6,45 persen per tahun.

Apalagi jika yang dipertimbangkan semata hanya besaran rata-rata suku bunga deposito di bank-bank milik negara yang belakangan trennya terus menunjukan kenaikan.

Sebagai gambaran, mengutip data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rata-rata bunga deposito berjangka waktu  satu tahun pada Februari 2023 lalu sebesar 4,89 persen, di bulan Maret naik menjadi 4,91 persen, dan April mencapai 4,97 persen.

Namun, sangat mungkin Pemerintah mempertimbangkan hal lain dalam menentukan besaran imbal hasil ORI 023 yaitu kondisi ekonomi  secara keseluruhan terutama ekonomi domestik yang terus melaju ke arah yang lebih positif, tekanan inflasi terhadap perekonomian Indonesia pun mulai mereda.

Lebih jauh lagi, kebutuhan pembiayaan dalam APBN saat ini, kelihatannya tak terlalu mendesak lantaran mengutip rilis APBN KITA Juni 2023, APBN Indonesia hingga bulan Mei 2023 tercatat surplus sebesar Rp.204,03 triliun.

Oleh sebab itu masuk akal dan wajar imbal hasil yang ditawarkan untuk ORI 023 sedikit lebih rendah dibandingkan imbal hasil SBN dan SBSN ritel yang telah diterbitkan tahun ini, toh masih memberi ruang kok bagi investor untuk meraup cuan.

Ditambah lagi dari sisi likuiditas ORI 023 memiliki keunggulan karena bisa dijual kembali di pasar sekunder antar investor ritel dalam negeri, sebelum masa jatuh temponya tiba alias tradeable, dibandingkan SBR 018 dan ST 010 yang non-tradeable, harus tetap digenggam hingga jatuh tempo.

Oleh sebab itu, meskipun imbal hasilnya sedikit lebih rendah, diperkirakan tak akan menyurutkan pemburu cuan untuk mengoleksi instrumen fixed income ini.

Nah berbicara pemburu cuan, bagi mereka yang berminat mendapatkan ORI 023, kemungkinan akan ada perbedaan mekanisme penawaran saat menghadapi derasnya animo masyarakat terhadap instrumen investasi ini.

Mengutip keterangan Direktur SUN, Deni Ridwan seperti dilansir situs Bareksa.com, Pemerintah kemungkinan tak akan membuka opsi penambahan kuota, seperti 3 seri instrumen fixed income ritel keluaran negara sebelumnya

Jika kuota yang ditetapkan di awal sudah habis, ya masa penawaran bisa ditutup lebih dini dari tanggal 20 Juli 2023, saat seharusnya masa penawaran berakhir.

"Sistem kami melayani pemesanan secara first in first serve, jadi siapa yang memesan lebih awal dia yang dapat duluan. Makanya bila ingin mendapatkan ORI023, segera pesan di awal masa penawaran," ujar Deni.

Oleh sebab itu, jangan tunda-tunda berinvestasi di ORI 023, begitu penawaran di buka pada Jumat 30 Juni 2023 Pukul 10.00, langsung saja sikat, bisi teu kabageuan.

https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun