Memiliki simpanan dana atau tabungan bersama dengan pasangan yang belum terikat secara hukum sebenarnya sangat tricky, salah-salah kedepannya bisa menjadi sumber masalah.Â
Alasannya, karena setiap individu dari pasangan pasti memiliki cara dan persepsi berbeda dalam mengatur uang, apalagi jika pasangan tersebut berasal dari latar belakang yang secara sosial budaya, dan ekonomi terpaut jauh.
Perbedaan persepsi ini akan berkorelasi dengan cara seseorang menggunakan uangnya dan menerapkan strategi dalam menyimpan dana yang dimilikinya tersebut.
Apabila tak disamakan terlebih dahulu persepsi dalam pengelolaan uang sedari awal, pada perjalanannya kelak, potensi konflik karenanya sangat mungkin terjadi.
Ujungnya, alih-alih menjadi jembatan sebuah kebersamaan abadi, malah menjadi pemantik konflik yang membuat hubungan tak stabil dan berakhir tak sesuai harapan.
Selain itu, kebebasan dan kemandirian dalam mengelola uang antar individu di pasangan tersebut menjadi sangat terbatas, karena pastinya kedua orang tersebut akan membuat rules internal, yang harus patuhi keduanya.
Hal lain, yang harus benar-benar diperhitungkan dan dimitigasi sebelum membuat tabungan bersama adalah kemungkinan hubungan pasangan yang bersangkutan itu berakhir di tengah jalan.
Sejatinya tak ada pasangan di dunia yang menginginkan hubungan asmaranya berakhir di tengah jalan, tapi faktanya perpisahan, putus hubungan itu happen, Â dan bisa terjadi kapanpun tanpa bisa diprediksi sebelumnya.
Jangankan putus sebelum nikah, bercerai setelah menikah saja, sekarang ini banyak dan biasa terjadi.
Nah, saat skenario terburuk itu terjadi, konflik tambahan dari tabungan bersama itu akan membuat hidup lebih rumit lagi.
Parahnya lagi, jika tak bisa diselesaikan secara kekeluargaan karena saat perpisahan biasanya diiringi dengan situasi emosional, apalagi jika jumlah uang yang terlibat cukup besar, bisa jadi urusan "tabungan asmara" ini menyeret pasangan tersebut ke dalam pusaran hukum, saling gugat.
Oleh sebab itu, kecuali demi tujuan khusus yang definitif dengan horizon waktu terbatas seperti untuk membiayai pernikahan.
Itu pun harus dengan term and conditions yang jelas serta disepakati bersama, apabila ternyata pernikahan itu tak terjadi dan hubungannya putus di tengah jalan.
Atas dasar itu, menurut pandangan saya tabungan bersama dengan kekasih atau pasangan yang belum terikat secara hukum tak disarankan. Lebih banyak mudharatnya dibandingkan manfaatnya.Â
Manfaatnya pun, tak terlalu terukur dan cenderung bisa disubstitusi oleh tindakan lain.
Menurut sejumlah sumber informasi yang saya dapatkan, salah satu manfaat dari membuat tabungan bersama, akan membuat sebuah pasangan lebih terbuka atau transparan satu sama lain, sehingga membuat sebuah hubungan lebih nyaman.
Namun, untuk masalah transparansi dalam sebuah hubungan kan tak hanya tentang pengelolaan uang.
Ya, pada dasarnya tanpa melibatkan uang pun transparansi atau keterbukaan dalam sebuah hubungan itu adalah sebuah keniscayaan, jika ingin hubungan asmara tersebut langgeng dan nyaman dijalani.
Begitu pun dengan manfaat yang disebutkan untuk meningkatkan tanggung jawab antar individu dalam sebuah pasangan tersebut, tanpa melibatkan uang pun tanggung jawab dalam sebuah hubungan ya harus ada, tanpa itu ya bubar saja.
Sudah lah, simpan uangnya di rekening masing-masing saja, lebih nyaman dan terhindar dari tambahan masalah yang memungkinkan untuk konflik.
Apabila memang mau terbuka, bisa saja perlihatkan buku tabungan dan mutasinya kepada pasangan kita.
Bereskan....Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H