Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tandas, Kuota ST 010 Rp.10 Triliun Habis Diserap Pasar, Kemenkeu Siapkan Tambahan Kuota

25 Mei 2023   10:15 Diperbarui: 26 Mei 2023   08:32 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penawaran dua sub seri ST 010 T2 dengan masa jatuh tempo  2 tahun berimbal hasil 6,25 persen dan ST 010 T4 bertenor 4 tahun yang memberi imbal hasil 6,40 persen, tercatat laris manis tanjung kimpul, barang habis duitnya pun ngumpul.

Kuota Rp. 10 triliun yang disiapkan Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) telah habis diserap masyarakat pecinta cuan.

Kabarnya, Kemenkeu sebagai penerbit dan pengelola Surat Berharga Negara di Indonesia berniat menambah kuota penawarannya, meskipun menurut Direktur Surat Utang Negara DJPPR-Kemenkeu, Deny Ridwan, jumlah kuota tambahan yang akan ditawarkan tak akan terlalu besar.

Mengutip informasi yang saya dapatkan dari Kemenkeu, yang akan ditambah kuotanya ST 010 bertenor 2 tahun, sedangkan ST 010 T4 dipastikan tak akan ditambah lagi kuotanya.

Dengan demikian, para pemburu cuan alias investor tak akan bisa lagi memesan ST 010 T4. Hingga Rabu (24/05/2023) siang  kemarin, nilai pemesanan untuk sub seri bertenor 4 tahun tersebut mencapai Rp. 3,3 triliun.

Sedangkan untuk ST 010 T2 unit investasinya sudah diserap masyarakat sebesar Rp.7,5 triliun, yang berarti kuotanya sudah tandas tak tersisa lagi seperti rencana awal yang telah ditetapkan.

Dan asal tahu saja, meskipun sudah kelar kuotanya animo masyarakat masih sangat tinggi, apalagi masa penawaran masih tersisa kurang lebih 13 hari lagi, hingga 7 Juni 2023 Pukul 10 .00.

Untuk itu lah, khusus untuk ST 010 T2, Kemenkeu menyediakan kuota tambahan yang akan dirilis secara bertahap   yang mekanismenya menggunakan penjadwalan atau scheduler,  setiap jam akan didistribusikan senilai Rp. 8 miliar hingga masa penawaran berakhir, 24 jam sehari 7 hari seminggu.

Jadi ala-ala war tiketnya Coldplay gitulah, cepet-cepetan, siapa cepat dia yang dapat, tentu saja semua mekanisme ini dilakukan bekerjasama dengan mitra distribusi partner resmi Kemenkeu.

Apabila dalam 5 menit, kuota Rp. 8 miliar tersebut sudah habis diserbu maka penawaran untuk jam tersebut selesai.

Masyarakat yang berminat mengkoleksi instrumen investasi yang memiliki imbal hasil floating with the floor atau mengambang dengan batas minimal, ya tunggu lagi penawaran di jam berikutnya. 

Bahkan jika kemudian di tengah jalan kuota yang ditawarkan laju penyerapannya sangat cepat sehingga kuota tambahan tersebut diperhitungkan tak akan sampai pada akhir masa penawaran,  bisa saja di jam-jam tertentu kuota yang disediakan nihil alias nol.

Namun bukan berarti tak akan ditawarkan lagi di jam yang lain dan kuota tambahan tersebut sudah habis, tapi untuk menjaga agar ST 010 T2 tetap dapat dipesan hingga tutup masa penawarannya.

Animo masyarakat yang begitu besar terhadap ST 010, seperti ini belakangan memang menjadi pemandangan biasa, karena appetite masyarakat untuk berinvestasi memang lagi tinggi-tingginya.

Sementara instrumen investasi dengan karakteristik seperti Surat Berharga Negara dan Surat Berharga Syariah Negara Ritel yang aman, nyaris bebas risiko, nyaman dan mudah dalam mentransaksikannya serta imbal hasil yang sangat menarik ini jarang ada di pasar keuangan Indonesia.

Apalagi minimal investasinya pun sangat murah, cukup dengan uang Rp. 1 juta saja kita sudah bisa memiliki 1 unit SBN atau SBSN ritel ini.

Ini sebenarnya bisa menjadi peluang bagi korporasi swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk bisa menggali pendanaan murah dari masyarakat lewat penerbitan obligasi ritel seperti ini.

Meskipun tentu saja harus dilakukan dengan berbagai modifikasi, karena SBN atau SBSN ritel seperti ST 010 pasti aman lantaran pembayaran pokok dan imbal hasilnya di jamin oleh 2 undang-undang sekaligus, sehingga nyaris mustahil gagal bayar atau default.

Priviledge yang tak dimiliki oleh korporasi swasta atau BUMN, meski masih sangat mungkin disiasati dengan cara lain, yang penting masyarakat yakin bahwa investasinya itu aman, mudah, nyaman dan imbal hasilnya menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun