Sebagai orang yang suka dan kerap menulis hal-hal berkaitan dengan politik dan kebijakan pemerintah, saya tentu saja mengamati benar situasi day to day perpolitikan nasional menjelang Pemilu dan Pilpres 2024 yang kian menghangat.
Meskipun, tentu saja dasar pengamatan saya menggunakan kacamata awam saja karena faktanya saya tak memiliki dasar keilmuan yang cukup terkait hal tersebut, apalagi info A1 yang merupakan priviledge mereka yang berada di lingkaran dalam kekuasaan.
Namun, paling tidak sebagai pemilik hak pilih saya berkesempatan untuk meninbang-nimbang bakal calon presiden (bacapres) dan partai politik mana yang akan saya "tusuk" pada D-day Pemilu, 14 Februari 2024 kelak.
Hingga saat ini, saya masih masuk golongan undecided voters alias pemilih yang belum menentukan pilihannya, yang menurut kebanyakan hasil survei berbagai lembaga survei politik nasional jumlahnya berkisar antara 10 hingga 20 persen.
Angka yang masih cukup besar mengingat pelaksanaan pemilu sudah masuk dalam hitungan bulan.
Dan bisa jadi undecided voters ini lah yang nantinya akan menjadi penentu siapa yang akan berkuasa di Tanah Air kita tercinta ini.
Saya belum memutuskan untuk memilih siapa dan partai apa yang nanti akan mewakili saya dalam Pemilu dan Pilpres 2024 lantaran, sampai dengan saat ini belum teryakinkan, oleh mereka-mereka yang menasbihkan dirinya sebagai bakal calon legislatif maupun bakal calon presiden maupun calon wakil presiden.
Walaupun secara garis besar, benang merah pertarungan politik untuk tahun 2024 tersebut sebenarnya sudah bisa dipahami, yaitu melanjutkan berbagai program kerja Pemerintahan Jokowi dan merubah program kerja Pemerintahan Jokowi yang berkuasa saat ini.
Meskipun dalam prakteknya kelak, kutub mana pun yang menang tak akan 100 persen melanjutkan, tak akan 100 persen pula merubah.
Pasti akan ada kesinambungan dan perubahan yang harus dijalankan dalam menyusun program kerja untuk lima tahun yang akan datang.
Mungkin yang akan berbeda adalah gaya dan pendekatan dalam menjalankan program kerjanya saja.
Fasenya saat ini,  memang belum sampai pada pemaparan program kerja  para calon pemimpin negara, karena pasti maju sebagai calon saja belum
Jadi ya tunggu saja sampai jelas yang maju siapa dan yang sekarang digadang -gadang jadi bakal calon presiden, bakal calon wakil presiden atau bakal calon legislatif hilang kata "bakal"-nya menjadi tinggal capres atau cawapres dan caleg serta masing-masing dari mereka memaparkan program kerjanya.
Baru kemudian bisa memutuskan siapa yang akan dipilih...Â