Implementasi nyata dari ASEAN Payment Connectivity, adalah QRIS Cross Border yang merupakan salah satu inisiatif kolaboratif untuk membangun standarisasi perdagangan dan pembayaran lintas batas antar negara.
Dengan begitu, masyarakat Indonesia dapat melakukan pembayaran di luar negeri hanya dengan memindai Qris, hal yang sama berlaku juga sebaliknya, negara manapun yang sudah menjalin kerjasama, apabila warganya datang ke Indonesia juga bisa memindai Qris melalui aplikasi yang biasa digunakan di negaranya, sebagai salah satu alat pembayarannya dalam bertransaksi.
Mengutip situs Qris.id, dalam pelaksanaannya di lapangan,implementasi QRIS Cross Border ini akan berpedoman pada 5 hal, yakni :
- Mempromosikan ASEAN Payment Connectivity dan keterkaitan regional sitem pembayaran melalui infrastruktur terbuka dan interkoneksi Pembayaran ritel.
- Bentuk implementasi multirateral dengan berbagai negara
- Mendorong inklusi keuangan, pariwisata, dan ekonomi digital (UKM)
- Kepatuhan hukumdan peraturan di dua yurisdiksi
- Memaksimalkan modal penyelesaian mata uang lokal.
Secara praksis, Qris Cross Border ini perjanjiannya dibuat secara bilateral, satu perjanjian untuk setiap satu negara. Hal tersebut harus dilakukan lantaran, secara teknis bisa jadi sistem satu negara dengan negara lain itu berbeda.
Sampai dengan hari ini, Qris sudah bisa dipergunakan di beberapa negara, yang pertama Thailand mulai Januari 2023 lalu, dan terakhir Senin 8 Mei 2023 kemarin dalam event FEKDI 2023 resmi bekerjasama dengan Malaysia.
Dengan Thailand transaksi inbound yang telah dlakukan menggunakan Qris mencapai 2.000 transaksi, padahal baru berlangsung 3 bulan.
Menyusul kabarnya, Singapura, India, dan beberapa negara lain yang akan bekerjasama dengan Indonesia dalam menggunakan Qris ini.
Kerjasama-kerjasama dalam kerangka optimalisasi ekonomi dan keuangan digital tersebut diharapkan dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang dapat menjadi pengungkit ekonomi di Kawasan ASEAN.
Penggunaan mata uang lokal masing-masing negara, akan mengurangi ketergantungan terhadap US Dollar untuk transaksi antar negara Asean dengan demikian stabilitas mata uang lokal menjadi lebih terjaga.
Dengan stabilitas tersebut pertumbuhan ekonomi negara-negara Asean pada saatnya akan lebih kencang lagi.
Â