Kenapa demikian?
Dalam konteks kompetisi pilpres, karena pada dasarnya elektabilitas ketiga bacapres yang ada saat ini, Ganjar, Prabowo, dan Anies posisi elektabilitasnya menurut berbagai lembaga survei masih sangat kompetitif, klasemennya masih sangat mungkin untuk saling salip.
Maka variabel bacawapres yang saling melengkapi atau bersifat sinergis dengan bacapres-nya menjadi sebuah keharusan. Misalnya, bacawapres yang disepakati secara kuantitatif memiliki elektabilitas moncer di daerah tertentu yang menjadi kelemahan elektabilitas bacapresnya, atau dapat memperluas basis pemilih serta tak membuat basis pemilih yang telah ada malah kabur.
Dalam konteks menjadi perekat koalisi, bacawapres yang dipilih dan disepakati mampu menjadi jembatan yang mengakomodasi kepentingan partai-partai yang berkoalisi, dalam koridor power sharing yang adil dan rasional.
Dalam bahasa Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal PDIP, fungsi bacawapres dalam koalisi menjelang pertarungan pilpres 2024 harus menjadi konsolidator dari parpol-parpol yang nantinya akan bekerja sama antar mereka.
Intinya posisi "Liga" bacawapres menjadi sangat strategis dalam Pemilu dan Pilpres 2024, lantaran efeknya bisa merambat terhadap elektabilitas parpol-parpol anggota koalisi dan bisa menjadi penentu kemenangan dalam Pemilu dan Pilpres 2024.
Lantas bagaimana peta persaingan bacawapres paling mutakhir dan dengan siapa mereka kemungkinan akan berpasangan ?
Menurut hasil survei terbaru yang dirilis oleh Lembaga Survei Poltracking, bacawapres paling potensial secara kuantitatif adalah Erick Thohir yang dalam simulasi 20 nama, angkanya mencapai 16,3 persen disusul oleh Sandiaga Uno dengan angka 14,8 persen dan Ridwan Kamil 11,8 persen.
Jika disimulasikan ke dalam pasangan calon (paslon), ketika Ganjar disandingkan dengan Erik maka elektabilitasnya Paslon ini mencapai 30,4 persen mengungguli paslon Prabowo-Muhaimin yang elekabilitasnya mencapai 30,2 persen, dan Anies- AHY dengan angka 20,3 persen.
Begitu pun ketika Erick dipasangkan dengan Prabowo, elektabilitasnya ada diangka 30,3 persen, unggul atas paslon Ganjar-Sandi yang elktabilitasnya sebesar 28,4 persen dan Anies-AHY dengan 21,9 persen.
Namun demikian, hitungan-hitungan kuantatif pastinya akan disandingkan dengan perhitungan secara kualitatif, masing-masing partai tentu saja memiliki standar kualitatif yang sedikit berbeda satu sama lain.