Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sah, Erick Thohir Ketua Umum PSSI 2023-2027, Mampukah Ia Menggiring Prestasi Sepak Bola Indonesia Lebih Baik?

16 Februari 2023   13:07 Diperbarui: 17 Februari 2023   07:01 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
@erickthohir/Twitter.com

Agenda Kongres Luar Biasa Federasi Sepakbola Indonesia (PSSI) , Kamis (16/02/2023) ini diawali dengan pemilihan ketua umum PSSI. Hasilnya, para pemilik suara menjatuhkan pilihannya kepada Erick Thohir untuk  periode kepemimpinan 2023-2027.

Seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, meski calon Ketua Umum PSSI berjumlah 4 kandidat, tapi lawan berat Erick Thohir dalam memperebutkan jabatan PSSI 1 hanyalah Ketua DPD, La Nyalla Matalitti

Erick Thohir berhasil mendapat dukungan dari 64 pemilik hak suara, sementara la Nyalla hanya meraih 22 suara  dari total 88 suara yang diperebutkan milik Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI, Klub di Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, dan 5 Asosiasi sepabola lainnya.

@faktabola/Twitter.com
@faktabola/Twitter.com
Dengan demikian, resmi sudah Erick Thohir menjadi pucuk pimpinan di organisasi olahraga yang paling banyak melahirkan kontroversi, alih-alih membawa sepakbola Indonesia berprestasi tersebut

Apakah Erick Thohir bakal sukses mengubah hal tersebut saat dirinya memimpin PSSI?

Mengukur keberhasilan Ketua Umum PSSI sebenarnya tak terlalu sulit, secara garis besar berhulu di tata kelola atau governance, dan bermuara pada prestasi yang ditorehkan oleh tim nasionalnya.

Tata kelola yang dimaksud adalah tentang pengawasan dan pembinaan terhadap klub-klub disemua tingkatan kompetisi, kemudian tata kelola pembinaan usia dini yang dilakukan secara berjenjang, tata kelola kompetisi di semua tingkatan, serta tata kelola Kepengurusan PSSI itu sendiri.

Apabila tata kelola ini dilakukan secara komprehensif, bebas dari berbagai kepentingan, akuntabel dan berintegritas, hasilnya hampir dapat dipastikan akan bermuara pada prestasi positif timnas Indonesia.

Sayangnya yang menjadi masalah di PSSI selama ini justru berada di tata kelola, oleh sebab itu ketika hulunya sudah keruh, maka air yang mengalir ke muara pun menjadi tak bening lagi.

Oleh sebab itu, keberadaan Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI yang dikenal memiliki kapabilitas yang mumpuni dalam mengelola sebuah organisasi mampu membawa tata kelola PSSI membaik.

Sebagai Menteri BUMN ia mampu melakukan konsolidasi tata kelola perusahaan-perusahaan pelat merah dengan sangat baik, reorganisasi dijalankan secara smooth, meritrokasi dalam pemilihan komisaris dan direksi perusahaan BUMN juga lumayan ketat diterapkan.

Hasilnya di muara, kita liat sendiri laba konsolidasi BUMN untuk tahun 2022 menembus angka Rp. 300 triliun, meningkat secara signifikan dibandingkan laba BUMN tahun 2021 yang sebesar Rp.124,7 triliun.

Di dunia olahraga Indonesia, Erick menjadi orkestrator handal penyelenggaraan Asian Games 2018 di Indonesia yang berlangsung sukses.

Sebagai seorang sport entrepeneur, ia juga cukup sukses mengelola klub sepakbola legendaris Italia, Inter Milan, klub liga MLS DC United, hingga Klub basket NBA Philadelphia 76ers.

Namun demikian, bukan berarti Erick Thohir sudah pasti bakal sukses dalam memimpin PSSI. 

Seluruh Ketua Umum PSSI sebelumnya pun memiliki track record dan prestasi hebat di bidangnya masing-masing, faktanya prestasi sepakbola Indonesia tetap saja centang perentang, penuh borok, bahkan prestasi timnasnya terus menurun.

Timnas Indonesia yang pada era 70 dan 80-an disegani bukan hanya di Asia Tenggara, tapi juga di Asia. Kini, jangankan di Asia bersaing dengan negara-negara ASEAN saja sudah keteteran.

Perkara sepakbola Indonesia itu, bukan tentang pergantian Ketua Umum PSSI semata, tak cukup, Ibarat pesawat terbang, organisasi PSSI, khususnya di level day to day care taker-nya harus di overhaul, hampir seluruh komponen kepengurusan harus diganti dengan yang baru.

Mulai dari Wakil Ketua Umum, Sekjen, hingga Excecutive Committe (Exco) harus disegarkan, agar terbebas dari stigma buruk tentang PSSI selama ini dan mampu melahirkan ide-ide inovatif dalam mengelola PSSI.

Mungkin dengan dikelola oleh orang-orang baru, sepakbola Indonesia bisa lebih menjanjikan prestasinya, kalau itu tak terjadi juga, ya Indonesia memang tak ditakdirkan menjadi negara yang berprestasi di cabang olahraga sepakbola.

Udah lah jadi penonton aja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun