Ada satu hal yang menarik dalam penerbitan Surat Berharga Syariah Negara ritel atau Sukuk Ritel dengan Seri ST 009 kali ini, yaitu seluruh hasil investasi masyarakat dalam negeri tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek Pemerintah Indonesia yang ramah lingkungan.
Dalam bahasa lain, ST 009 merupakan instrumen investasi hijau, atau biasa disebut Green Sukuk, bagian dari jenis investasi hijau yang kini lagi hype di tengah masyarakat investor dunia.
Bahkan investasi hijau menjadi salah satu topik penting yang dibahas secara komprehensif dan menjadi agenda penting dalam perhelatan presidensi G-20 Indonesia, sebagai bagian dari financial sustainability secara global.
Investasi hijau atau green investing, secara definisi menurut situs Kehati, Â merupakan investasi yang fokus pada aspek-aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik atau good governance.
Agar sebuah instrumen investasi bisa dikategorikan ke dalam green investing itu tidak mudah.
Persiapannya lebih panjang dibandingkan dengan penerbitan instrumen keuangan non-green, karena harus memastikan underlying asset yang akan dibiayai harus benar-benar di kurasi agar proyek tersebut mendukung kelestarian lingkungan hidup dan meningkatkan kehidupan sosial masyarakat.
Untuk ST 009, penanganan banjir di Bali menjadi salah satu proyek yang akan dibiayainya. Kemudian pengembangan renewable energy di berbagai wilayah Indonesia, pembangunan green building, transportasi berkelanjutan dan berbagai proyek hijau lainnya.
Tak cukup sampai disitu, ketika penawaran ST 009 tersebut telah selesai dan diserap pasar, pengelola dalam hal ini DJPPR Kemenkeu selaku penerbit harus membuat laporan yang sesuai dengan Green Sukuk Framework berdasarkan standar yang telah ditetapkan secara internasional
Laporan tersebut biasanya disebut green impact annualy report yang harus dirilis setiap tahun, dan di share secara luas kepada publik.
Semua kerepotan itu bertujuan untuk memastikan instrumen keuangan green itu benar-benar bukan "green" abal-abal.
At the end hal tersebut secara berkesinambungan akan menjaga perekonomian dunia tetap tumbuh positif, seraya menjaga kelangsungan lingkungan dan kehidupan di muka bumi.