Dua tragedi besar Stampede yang terjadi dalam kurun waktu berdekatan, di distrik Itaewon Seoul Korea Selatan dan Stadiun Kanjuruhan Malang Indonesia harus menjadi pembelajaran bagi kita semua, terutama bagi organisasi yang terlibat langsung dalam kegiatan yang memungkinkan memicu kerumunan massa dalam jumlah besar.
Salah satu organisasi itu adalah PT.Kereta Commuter Indonesia (KCI). Menurut data terbaru yang dilansir PT.KCI, jumlah pengguna KRL per hari pada bulan September saat hari kerja mencapai 710.000 orang.
Jumlah tersebut dilayani oleh 1.081 perjalanan commuterline Jabodetabek, yang dibagi menjadi 5 lintas  perjalanan, mulai pukul 04.00 hingga 24.00 setiap harinya.
Lintas Bogor-Kota dan sebaliknya 384 perjalanan, Bekasi/Cikarang 285 perjalanan, lintas Rangkasbitung/Parung Panjang/ Serpong - Tanah Abang 218 perjalanan, lintas Tanggerang -Duri 108 perjalanan dan lintas Tanjung Priok sebanyak 86 perjalanan.
Persebaran penumpang KRL Jabodetabek saat hari kerja masih berfokus pada jam-jam sibuk, pagi antara pukul 05.30-07.00 dan sore hingga malam hari antara pukul 16.00-18.30.
Nah, di waktu-waktu ini lah titik krusial potensi berdesak-desakan sangat mungkin terjadi. Jika tak termitigasi dengan baik, potensial menimbulkan stampede seperti yang terjadi di Itaewon.
Lebih dari 400 ribu orang melakukan perjalanan di kedua waktu rush hours tersebut. Kepadatan bukan hanya terjadi di dalam gerbong tetapi juga di peron stasiun.Â
Kondisi ini bertambah buruk, setelah terjadi perubahan sistem perjalanan pada 28 Mei 2022 yang mengharuskan setiap penumpang  dari lintas Bogor menuju Stasiun Sudirman, Tanah Abang hingga Jatinegara  dan penumpang lintas Bekasi /Cikarang  menuju Stasiun Kota harus transit di satu Stasiun yang sama yakni Manggarai.
Penumpang dari lintas Bogor menuju Stasiun Sudirman harus turun dari lantai 2 menuju lantai dasar tempat mereka harus berganti kereta dengan menaiki KRL dari Lintas Bekasi.
Dalam saat bersamaan penumpang lintas Bekasi menuju Stasiun Kota harus turun dari kereta yang dinaikinya, untuk naik ke lantai 2 dan berganti KRL.
Saya sebagai pengguna KRL merasaka n benar situasi crowded saat transit di Stasiun Manggarai tersebut.