Selain itu, ada hal lain sebenarnya yang diinsyafi oleh investor publik bahwa dengan berinvestasi di SBN ritel, masyarakat secara langsung ikut membantu negara secara langsung dalam membangun Indonesia, karena seluruh hasil dari dana yang mereka investasikan setelah dikurangi biaya penerbitannya akan sepenuh dimasukan ke dalam APBN yang akan dipergunakan untuk membiayai  pembangunan berbagai fasilitas yang pada akhirnya juga akan dinikmati masyarakat.
Artinya investor publik akan mendapat dua keuntungan sekaligus dengan berinvestasi di SBN ritel, pertama imbal hasil yang sangat menarik dan kedua menikmati hasil pembangunan berupa berbagai fasilitas yang berasal dari investasinya tersebut.
Oleh sebab itu, tak heran jika SBN ritel seperti ORI 022 laris manis diminati masyarakat.Â
Seperti dilansir situs DJPPR Kemenkeu, investor yang berinvestasi di ORI 022 Â dengan imbal hasil sebesar 5,95 persen per tahun tercatat mencapai 39.527 investor.
Dan 42,8 persen atau sebanyak 16.926 diantaranya merupakan investor baru. Sebaran investornya pun cukup luas hampir di seluruh provinsi di Indonesia, meskipun masih dominan dari wilayah Jabodetabek.
Jika mengacu pada klasifikasi usia, generasi milenial mendominasi jumlah investor ORI 022 yakni sebesar 45,6 persen.Â
Dalam hal sebaran besaran investasi atau disebut tingkat keritelan, ORI 022 mencatatkan rata-rata pemesanan Rp. 329,3 juta per investor.
Terdapat, 2.962 investor atau 7,5 persen dari seluruh jumlah investor yang melakukan pemesanan dengan nilai minimal sebesar Rp. 1 juta.
Dengan fakta dan data  di atas, terdapat beberapa hal yang  bisa dicermati, pertama, masyarakat Indonesia sebenarnya memiliki keinginan kuat untuk berinvestasi, tapi investasi itu harus aman, nyaman, murah, dan mudah serta imbal hasil menarik.
Kedua, instrumen investasi seperti SBN ritel sangat diminati untuk itu, mungkin Pemerintah bisa lebih banyakmenerbitkan instrumen keuangan seperti itu.
Harapannya, ke depan Kemenkeu bisa merancang instrumen investasi lebih baik lagi dengan memerhatikan rasa kenyamanan dan keamanan dalam berinvestasi, agar mereka tak terjebak dalam investasi abal-abal.