Elizabeth May Truss atau lebih dikenal dengan nama Liz Truss, hari Senin (05/09/22) waktu setempat terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris yang baru menggantikan Boris Johnson yang mengundurkan diri sejak awal Juli 2022 lalu.
Liz Truss seorang politikus Partai Konservatif berhasil menduduki singgasana Downing Street 10 setelah berhasil meraih suara terbanyak dalam Pemilihan Partai Konservatif. Ia mengalahkan koleganya yang merupakan mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak.
Dalam pemilihan tersebut Truss berhasil meraih suara 57,4 persen, sedangkan Sunak hanya mampu mendapatkan suara sebanyak 42,6 persen.
Dengan demikian Liz Truss menjadi wanita ketiga yang menduduki jabatan sebagai PM Inggris, setelah Margareth "The Iron Lady" Thatcher dan Theresa May.
Truss yang lahir di Oxford Inggris pada 26 Juli 1975, pernah menduduki jabatan sebagai Menteri Perdagangan Internasional di dua tahun pertama masa pemerintahan Boris Johnson sebelum akhirnya di tunjukan menjadi Menteri Luar Negeri.
Melansir AFP, dalam kampanyenya Truss menjanjikan pemotongan pajak dan reformasi birokrasi di Pemerintah Inggris yang dikenal ortodoks terutama di Kementerian Keuangan.
Pihak oposisi memandang Truss sebagai seseorang yang sangat ambisius dan haus kekuasaan. mereka menilai Truss tak memliki ketulusan, prioritasnya hanyalah kekuasaan.
Namun demikian di tingkat grass root Partai Konservatif , Truss disukai lantaran sikapnya yang tegas dan lugas makanya sebagian pandit politik negeri Ratu Elizabeth II ini menganggap Truss sebagai penjelmaan dari Perdana Menteri Wanita Inggris pertama, Margaret Thatcher yang memimpin pemerintahan Inggris selama 11 tahun dari tahun 1979 sampai dengan 1990.
Saat dirinya ditunjuk menjadi Menlu pada Pemerintahan Boris Johnson, Truss diberi tugas khusus berkenaan hubungannya dengan negara Uni Eropa terkait aturan perdagangan pasca keputusan Inggris untuk keluar dari kaukus Uni Eropa atau Brexit.
Dalam kesempatan negoisasi dengan berbagai negara di kawasan Uni Eropa tersebut, pendekatan yang dilakukan Truss cukup keras.
Apakah kemudian dengan kelugasan dan ketegasannya tersebut Liz Truss mampu membawa Inggris menyelesaikan badai besar dibidang perekonomian, terkait inflasi yang membuat masyarakat Inggris menderita karena biaya hidup melonjak drastis?
Sejumlah pandit ekonomi Inggris seperti dilansir oleh BBC.Com, meragukan Truss mampu membawa Inggris keluar dari badai inflasi yang kini menghantam Inggris akibat krisis energi, khususnya gas karena perang Ukraina vs Rusia.
 "Perdana menteri baru tidak akan mampu menyelesaikan sepenuhnya tantangan terbesar - krisis biaya hidup, yng memburuk dalam dua bulan terakhir."ujar Faisal Islam, Editor Ekonomi BBC.
Liz Truss  menghabiskan masa kecil dan remajanya di Skotlandia dan Leeds sebelum ia menuntut ilmu di Oxford University. Di perguruan tinggi ini lah ia mulai mengenal politik, ia menjadi aktivis partai Demokrat bahkan sempat didaulat sebagai Presiden Partai Demokrat untuk Oxford.
Lucunya, pada usia 7 tahun Liz Truss kecil sempat berperan sebagai Margaret Thatcher dalam pertunjukan teater di sekolahnya. Namun dalam sandiwara tersebut Truss kalah, tak seperti nasib Margaret Thatcher yang diperankannya.Â
The Iron Lady pada pemilu 1983 Â berhasil memenangkan suara mayoritas parlemen sehingga ia terpilih kembali menjadi Perdana Menteri Inggris.
"Saya menyabet kesempatan [untuk menjadi Thatcher] dan memberikan pidato dengan sungguh-sungguh saat kampanye, tapi berakhir dengan nol suara. Saya bahkan tidak memilih diri saya sendiri."Ujar Truss mengenang pertunjukan teaternya, seperti dilansir BBC.Com
Liz Truss merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, ayahnya seorang Profesor Matematika dan ibunya seorang perawat. Ia menikah dengan seorang akuntan bernama Hugh O'Leary dan memiliki dua putri remaja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI