Mabes Polri, pada Rabu (31/08/22) pagi merilis animasi terkait reka ulang detik-detik terbunuhnya Brigadir Joshua yang dilakukan oleh Ferdy Sambo dan 4 tersangka lainnya di Duren Tiga Jakarta Selatan.
Dalam animasi yang saya saksikan lewat channel Youtube SukabumiUpdateAnimasi yang berdurasi 2 menit 04 detik memperlihatkan secara jelas, tindakan sadis yang dilakukan oleh Ferdy Sambo terutama saat adegan inti ditembaknya Brigadir Joshua oleh Bharada Eliezer dan Ferdy Sambo pada pukul 17.12.00
Saat itu, terlihat Ferdy Sambo, Bharada Eliezer, Brigadir Ricky dan Kuat Maruf berkumpul di dekat meja makan ruang tengah rumah, menghadap ke arah Brigadir Joshua yang berdiri di dekat tangga.
Kemudian Ferdy Sambo berkata kepada Brigadir Joshua "Kamu tega sekali sama saya, Kamu kurang ajar sekali sama saya" ujarnya.
Tak lama berselang ia kemudian berteriak kepada Bharada Eliezer, dia meminta salah satu ajudannya tersebut untuk segera menembak Brigadir Joshua.
"Woy kamu tembak, kau tembak cepat, cepat woy tembak" hardik Sambo.
Seketika, Bharada Eliezer langsung menembakan 3 atau 4 peluru ke arah tubuh Brigadir Joshua dalam interval waktu berurutan dengan jarak tembak yang dekat.
Dalam animasi itu terlihat satu peluru telak mengenai dada sebelah kanan Brigadir Joshua. Lantas tembakan kedua mengenai bahu kanannya.
Brigadir Joshua mulai terlihat terhuyung-huyung sambil menghalangi wajah dan kepalanya dengan menggunakan tangan kirinya, pada saat itulah tembakan ke-3 terlontar dan pelurunya mengenai tangan dan wajahnya
Setelah itu, Brigadir Joshua ambruk dengan posisi tertelungkup bersimbah darah di dekat tangga. Dalam posisi itu, Ferdy Sambo kemudian menembak kembali Brigadir Joshua tepat dikepala bagian belakang dan ia kemudian melepaskan tembakan ke arah tembok dan lemari yang berada di samping tangga, untuk memuluskan cerita rekayasanya, bahwa telah terjadi peristiwa tembak menembak.
Usai pembunuhan itu, ia dengan tenang menjemput istrinya Putri Candrawathi yang berada di dalam kamar.
Mereka lantas terlihat bergegas keluar menuju kendaraan untuk selanjutnya pulang ke rumah pribadi Ferdy Sambo di jalan Saguling Duren Tiga Jakarta Selatan.
Melihat animasi itu saya tercekat, kok bisa di alam nyata ada orang melakukan sebuah peristiwa pembunuhan yang dilakukan dengan sangat sadis dan dingin tanpa perasaan seperti itu.
Biasanya peristiwa seperti ini saya saksikan dalam film-film pembunuhan yang bergenre action atau thriller.
Saya jadi bertanya-tanya, apa gerangan yang sebenarnya terjadi sehingga membuat seseorang bisa semarah itu, dan kemarahannya tersebut tak dimanifestasikan secara spontan, seperti normalnya sebuah proses kemarahan.
Jangan-jangan, sinyalemen yang pernah saya tulis dalam artikel saya sebelumnya, bahwa Ferdy Sambo ini seorang Sosiopat itu memang benar adanya.
Istilah Sosiopat menurut artikel "What It Actually Means to Be a 'Sociopath'" yang dirilis situs Healthline.com mengacu pada seseorang yang hidup dengan gangguan kepribadian antisosial (ASPD) - seperti halnya istilah psikopat.
Kondisi ini di definisikan sebagai pengabaian yang dilakukan secara konsisten terhadap aturan dan norma sosial serta pelanggaran berulang terhadap hak orang lain.
Orang sosiopat biasanya tampak menawan dan kharismatik pada awalnya, setidaknya itu lah yang terlihat secara umum. Tetapi pada saat bersamaan mereka merasa sulit untuk memahami perasaan orang lain.
Oleh sebab itu lah, orang sosiopat ini kerap melanggar aturan, berperilaku agresif, temperamental serta impulsif. Kemudian, meskipun perbuatannya jelas salah secara norma dan aturan mereka sama sekali tak merasa bersalah.
Dan mereka yang disebut sosiopat gemar melakukan manipulasi dan memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilaku orang lain.
Sebelumnya, ciri-ciri tersebut juga tercermin dalam diri Ferdy Sambo, bagaimana ia meminta maaf saat persidangan Komite Etik, namun pada saat yang bersamaan ia merasa tak bersalah yang dicerminkan dengan mengajukan banding atas putusan Komite Sidang Etik yang memutuskan untuk memecat dengan tidak hormat dirinya sebagai anggota Polri.
Selain itu, ia dengan lihai, mampu memanipulasi dan mengendalikan perilaku orang-orang disekelilingnya untuk mengikuti hasratnya saat membunuh Brigadir Joshua dan merekayasa seluruh cerita dibelakangnya.
Ya, kasus ini memang menarik sekali untuk dikaji dan diceritakan kembali, serta mungkin kisah "behind the scene" dari kasus ini tak akan pernah terungkap secara terang benderang.
Terlepas dari perintah Presiden Jokowi dan janji Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk membuka kasus ini apa adanya dan full disclosure
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI