Kolonel Jessup : You can't handle the truth.
Kemudian Kolonel Jessup memaparkan bahwa ia memerintahkan kode merah lantaran kehormatan dan kesetiaan terhadap institusi militer menjadi pertaruhannya.
"Kami menggunakan kata-kata seperti "kehormatan", "kode", "kesetiaan". Kami menggunakan kata-kata ini sebagai tulang punggung kehidupan yang dihabiskan untuk membela sesuatu. Anda menggunakannya sebagai garis pukulan." Ujar Kolonel Jessup
Sementara dalam kasus kematian Brigadir J, kehormatan secara pribadilah yang menjadi soalnya.
Namun, lantaran itu terjadi dalam lingkup kedinasan dan yang menjadi soal adalah kehormatan pribadi seorang personil berpangkat dan menjabat posisi tinggi, personil aparat di circle-nya tergerak untuk melindunginya sehingga memunculkan "code of silence" yang membuat pengungkapan kasus menjadi luar biasa rumit, meminjam istilah Menkopolhukam Mahfud MD Â karena adanya psiko hierakial dan psiko politis.
Kendati demikian, meskipun dalam proses pengungkapan kebenarannya njelimet, pada akhir kisah  kasus kematian Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat ini kebenaran hakiki lah yang akan terungkap, seperti ending dalam film yang meraih 6 nominasi Piala Oscar 1992 ini.
Kolonel Jessup harus menanggung konsekuensi atas kejahatan yang dilakukannya terlepas dari motif yang melatarinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H