Walaupun dalam praktiknya, tak seluruh proses pengelolaan perusahaan pasca akuisisi dijalankan seperti itu, terkadang pemegang saham, manajemen level atas hingga staf perusahaan terakuisisi diberi keleluasan untuk menyampaikan concern-nya pasca proses akuisisi diselesaikan.
Karena suka tidak suka mereka juga telah dan akan menjadi bagian dari perusahaan dengan pengendali baru tersebut. Dan bisa menjadi faktor penentu keberhasilan  proses akuisisi sebuah perusahaan
Normalnya, aksi korporasi semacam merger dan akuisisi itu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan (growth) sebuah perusahaan secara cepat.
Langkah ini disebut pertumbuhan anorganik. Dalam teori ekonomi, terdapat dua cara agar sebuah perusahaan bisa bertumbuh
Pertumbuhan organik (organic growth) dan pertumbuhan anorganik (unorganic growth).
Menurut situs accurate.id, pertumbuhan organik adalah strategi bisnis yang berupaya meningkatkan pertumbuhan dari upaya internal perusahaan.
Meskipun keberhasilan pertumbuhan organik ini dapat meningkatkan pendapatan secara berkelanjutan bagi perusahaan tetapi dalam prosesnya membutuhkan waktu yang panjang, dan potensi untuk gagalnya pun lumayan besar.
Berbeda dengan pertumbuhan anorganik, proses pertumbuhan bisa berlangsung cepat, melalui merger dan akuisisi entitas lain yang dianggap cocok dengan tujuan dan visi perusahaan.
Makanya perusahaan-perusahaan seperti Microsoft, Google, dan Facebook misalnya  untuk mengejar pertumbuhan yang cepat mereka lebih memilih untuk melakukan akuisisi entitas yang cocok menurut mereka.
Facebook misalnya membeli aplikasi perpesanan Whatsapp dan  aplikasi media sosial Instagram, atau Google mencaplok media sosial berbasis video,Youtube dan Microsoft mengakuisisi Linked in.
Hasilnya, growth mereka naik sangat tinggi setelah aksi korporasi itu dilakukan.